Mohon tunggu...
Vanessa Gitaria
Vanessa Gitaria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Vanessa

Menulis untuk Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inovasi dan Digital Marketing pada Usaha Keripik Usus di Sumbersari, Jember

1 September 2021   17:17 Diperbarui: 15 September 2021   12:49 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Identifikasi Permasalahan dengan Sasaran|Dokpri

Pada awal perencanaan kegiatan ini, dilakukan komunikasi dengan Kepala Desa Sumbersari untuk meminta izin dan dukungan dalam berlangsungnya program KKN Back to Village. Topik pembicaraan yang dilakukan dengan Kepala Desa Sumbersari diantaranya, yaitu waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan serta konsep pelaksanaan kegiatan. 

Selain itu diidentifikasikan permasalahan dari para pengusaha makanan terkait penurunan omset yang terjadi akibat pandemi Covid-19, serta mendiskusikan segala hal mengenai pelaksanaan pengabdian baik konsep pelaksanaan kegiatan maupun solusi yang akan dilakukan untuk pengoptimalan bisnis yang ditekuni sasaran, yakni pengusaha "Keripik Usus". Selain diskusi dengan kepala desa, saya juga melakukan diskusi dengan pemilik usaha "Keripik Usus" terkait permasalahan dan solusi melalui program yang saya ajukan.

Identifikasi Masalah pada Lingkup Usaha "Keripik Usus" di Masa Pandemi Covid-19

Terkait program kerja pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village di Desa Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, dapat dicermati pada: (1) Model Canvas Pelaksanaan  KKN Back to Village di Desa Sumbersari, dan (2) Model Dampak (Impact) Pelaksanaan KKN Back to Village di Desa Sumbersari.

Model Dampak Pelaksanaan KKN BTV-3|Dokpri
Model Dampak Pelaksanaan KKN BTV-3|Dokpri

Kegiatan Pelatihan kepada Sasaran KKN Back to Village 3

Tahap pelaksanaan program kerja yang dilakukan dengan pelaku usaha "Keripik Usus" sebagai sasaran. Pelaksanaan program kerja tersebut terbagi ke dalam empat minggu, dimana setiap minggunya terdapat kegiatan-kegiatan tersendiri. Kegiatan yang dilakukan di minggu pertama adalah melakukan observasi dengan melihat potensi desa, kemudian menentukan sasaran, melakukan perkenalan dengan sasaran, mendiskusikan permasalahan dan menemukan solusi melalui program-program yang diusulkan untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Berdasarkan data yang diperoleh, usaha Keripik Usus yang ada di Desa Sumbersari mengalami penurunan omset dikarenakan pandemi yang melanda. Pemasaran yang dilakukan masih bersifat konvensional dengan menitipkan produk pada kafe dan warung kopi yang sekarang sepi pengunjung. Selain itu ditambah dengan rasa dan kemasan yang monoton membuat konsumen semakin enggan untuk membeli produknya. Pemahaman mengenai inovasi produk, branding dan digital marketing yang minim merupakan penyebab semakin sulitnya sasaran untuk pulih dari dampak pandemi covid-19. Untuk mempermudah pemahaman mengenai program kerja, maka perlu disusun materi pelatihan yang digunakan sebagai sarana pelatihan kepada sasaran.

Kegiatan Pelatihan kepada Sasaran|Dokpri
Kegiatan Pelatihan kepada Sasaran|Dokpri

Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan pada minggu kedua dari kegiatan KKN ini dengan pelaku usaha "Keripik Usus" sebagai sasaran kegiatan. Kegiatan pelatihan ini dibagi menjadi dua kali. Pelatihan pertama membahas mengenai pentingnya inovasi produk, cara melakukan inovasi produk, disertai dengan contoh langsung. Inovasi yang dilakukan adalah penambahan rasa, memperbaiki kemasan, dan pembuatan logo produk. Sedangkan pelatihan kedua membahas mengenai pentingnya digital marketing, kemudian ke praktiknya yaitu menggunakan aplikasi Shopee, dimulai dari pembuatan hingga pemasaran produk.

Pemaparan pelatihan pertama dilakukan pada 22 Agustus 2021 di rumah sasaran dengan menggunakan media laptop untuk penyampaian materi dan dilanjutkan dengan praktik langsung terkait inovasi produk dengan penambahan rasa, memperbaiki kemasan, dan pembuatan logo. Kegiatan ini diikuti oleh tiga orang. Sedangkan pelatihan kedua dilakukan pada 23 Agustus 2021 di rumah sasaran dan diikuti oleh tiga orang. Pelatian ini menggunakan sarana laptop untuk pemaparan materi dan praktik secara langsung terkait digital marketing. Pemaparan materi pertama ditangkap dengan baik oleh sasaran. Namun pada pemaparan materi kedua ada beberapa kendala karena minimnya pengetahuan sasaran mengenai teknologi dalam digital marketing. Diharapkan dari kendala tersebut dapat diatasi dengan memberikan pendampingan dibarengi dengan penjelasan lebih lanjut mengenai hal-hal yang masih kurang dipahami oleh sasaran. Tingkat keberhasilan dari pelatiahan tersebut adalah pemahaman mengenai pengoperasian Shopee sebagai sarana digital marketing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun