Mohon tunggu...
Vanessa Claudia
Vanessa Claudia Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Saya Vanessa Claudia, ingin mengembangkan bakat saya dalam menulis. Saya harap tulisan saya dapat berguna bagi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penghapusan Skripsi: Argumen Pro dan Kontra

21 Mei 2024   22:45 Diperbarui: 22 Mei 2024   17:46 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penghapusan skripsi sebagai syarat kelulusan telah menjadi topik kontroversial dalam pendidikan tinggi Indonesia. Kebijakan ini diumumkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim kembali mencanangkan program terobosan untuk perkembangan pendidikan di Indonesia. Salah satunya penghapusan skripsi sebagai syarat wajib kelulusan mahasiswa. Hal ini memungkinkan mahasiswa untuk memilih bentuk tugas akhir lain yang sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Berikut adalah beberapa argumen pro dan kontra terkait dengan penghapusan skripsi:

Argumen Pro

1. Mengurangi Beban Mahasiswa

 Skripsi seringkali membutuhkan waktu dan upaya yang besar dari mahasiswa, terutama jika mereka juga memiliki tanggung jawab lain seperti magang atau pekerjaan paruh waktu. Penyusunan skripsi juga sering menjadi beban psikologis bagi mahasiswa. Proses penelitian yang memakan waktu, tekanan untuk mencapai hasil yang baik, dan batas waktu yang ketat dapat mengakibatkan stres yang berlebihan. Penghapusan skripsi dapat mengurangi tingkat stres ini, memungkinkan mahasiswa untuk lebih fokus pada pembelajaran aktif dan meningkatkan keterampilan praktis yang lebih sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.


2. Fokus pada Pembelajaran Aktif

Dengan menghilangkan skripsi, mahasiswa dapat lebih fokus pada pembelajaran aktif, seperti proyek-proyek praktis, magang, atau pembelajaran berbasis kasus. Ini dapat meningkatkan keterampilan praktis yang lebih sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Tanpa skripsi, lembaga pendidikan tinggi dapat mengalokasikan sumber daya mereka dengan lebih efisien, baik dari segi waktu maupun tenaga pengajar. Hal ini dapat memungkinkan mereka untuk menyediakan lebih banyak peluang pembelajaran yang bervariasi dan relevan dengan kebutuhan mahasiswa.


3. Mengurangi Plagiat

Skripsi sering kali menjadi sumber plagiat, terutama ketika mahasiswa merasa terlalu tertekan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Penghapusan skripsi dapat membantu mengurangi insiden plagiat dalam lingkungan akademik. Dengan tidak adanya tekanan untuk menyelesaikan skripsi, mahasiswa dapat lebih bebas dalam menyelesaikan tugas mereka dan meningkatkan kualitas pekerjaan mereka.


Argumen Kontra
1. menurunnya Pengetahuan dan Keterampilan

Skripsi dianggap sebagai salah satu cara untuk melatih kemampuan berpikir kritis, analitis, dan ilmiah mahasiswa dalam melakukan penelitian atau kajian. Skripsi sering kali menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk menyumbangkan ide-ide baru, penemuan, atau pemikiran kritis dalam bidang studi mereka. Tanpa skripsi, kontribusi mahasiswa terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dapat terbatas, yang berpotensi mengurangi inovasi dan kemajuan dalam berbagai disiplin ilmu. Penghapusan skripsi dapat mengurangi kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar dan berlatih melakukan penelitian atau kajian secara mandiri. Hal ini dapat berdampak pada menurunnya kualitas lulusan perguruan tinggi yang tidak memiliki kemampuan penelitian yang memadai.


2. Mengurangi Kredibilitas dan Kualitas Lulusan

Skripsi dianggap sebagai salah satu syarat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, seperti magister atau doktor. Penghapusan skripsi dapat mengurangi kesempatan bagi mahasiswa untuk meningkatkan kualitas lulusan dan mempersiapkan diri untuk pendidikan yang lebih tinggi. 

Skripsi sering kali dianggap sebagai bukti kemampuan akademik dan profesional seorang mahasiswa. Penghapusan skripsi dapat mengurangi kredibilitas akademik dari gelar sarjana yang diperoleh, karena kurangnya bukti konkret tentang kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian independen dan menyusun karya tulis ilmiah. Dengan tidak adanya skripsi, kualitas lulusan perguruan tinggi dapat menurun, tidak sejalan dengan standar internasional yang masih mewajibkan skripsi sebagai syarat kelulusan.


3. Mengurangi Standar Pendidikan Tinggi

Skripsi dianggap sebagai salah satu cara untuk mengukur kompetensi, kreativitas, dan kemandirian mahasiswa dalam bidang ilmu yang dipelajarinya. Penghapusan skripsi dapat mengurangi standar pendidikan tinggi di Indonesia, tidak sejalan dengan standar internasional yang masih mewajibkan skripsi sebagai syarat kelulusan. Dengan tidak adanya skripsi, kualitas pendidikan tinggi di Indonesia dapat menurun, tidak sejalan dengan standar internasional.


Dalam kesimpulan, penghapusan skripsi sebagai syarat kelulusan memiliki argumen pro dan kontra yang signifikan. Sementara penghapusan skripsi dapat membantu mengurangi stres mahasiswa dan meningkatkan keterampilan praktis, juga dapat mengurangi kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar dan berlatih melakukan penelitian atau kajian secara mandiri, serta meningkatkan kualitas lulusan dan standar pendidikan tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun