Prinsip seni rupa adalah panduan dasar dalam mengelola unsur-unsur seni rupa agar dapat menghasilkan sebuah karya yang  mampu menyampaikan pesan sesuai dengan persepsi pencipta karya. Terdapat 5 unsur seni rupa, yaitu keseimbangan, penekanan, kesebandingan, irama, dan kesatuan.
1. Keseimbangan (Balance)
Keseimmbangan merupakan penataan persebaran unsur seni rupa dalam sebuah karya seni agar menciptakan bobot visual yang terlihat seimbang pada sebuah karya. Keseimbangan dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu keseimbangan simetris, asimetris, dan keseimbangan proksimasi.
a) Keseimbangan Simetris (Symmetrical Balance)
Keseimbangan simetris adalah penataan unsur seni rupa yang rata di sisi-sisi karya yang berdasar pada satu atau beberapa garis sumbu, baik sumbu vertikal, horizontal, maupun diagonal. Keseimbangan simetris dapat memunculkan kesan formalitas, tradisional, keagungan atau keanggunan. Contoh benda yang menggunakan prinsip ini adalah motif kain batik.Â
b) Keseimbangan Asimetris (Asymmetrical Balance)
Keseimbangan asimetris adalah penataan unsur seni rupa yang tidak merata dan cenderung bebas karena tidak terpaku pada garis sumbu imajiner apa pun. Keseimbangan simetris dapat memunculkan kesan santai atau kebebasan. Contoh karya seni yang menerapkan keseimbangan ini adalah Boating.
c) Keseimbangan Aproksimasi (Approximate Balance)
Keseimbangan aproksimasi adalah penataan unsur seni rupa yang hampir sama dengan keseimbangan simetris, namun perbedaannya adalah keseimbangan aproksimasi tidak membutuhkan objek yang sama persis di kedua sisinya, Â cukup memiliki unsur yang serupa di kedua sisinya. Serupa yang dimaksud adalah serupa berdasarkan warna, jumlah dan spesifikasi lainnya. Keseimbangan aproksimasi dapat memunculkan kesan keseimbangan secara alami, seolah-olah tidak ada pengaturan tata letak secara sengaja oleh seniman. Umumnya karya seni rupa menggunakan keseimbangan ini. Contohnya adalah The End of the Working Day.
2. Penekanan (Emphasis)
Penekanan merupakan penciptaan beberapa unsur seni rupa dalam sebuah karya agar unsur tersebut mampu menjadi titik fokus atau daya tarik  agar mampu menyampaikan pesan atau kesan tertentu bagi orang yang melihatnya. Ada unsur yang harus lebih menonjol daripada unsur lainnya sehingga orang yang melihatnya mampu mengidentifikasi unsur dominan dari karya tersebut yang memiliki main idea atau gagasan pokok.
Unsur seni rupa harus memiliki visual weight (bobot visual) dengan cara memberikan spesifikasi yang berbeda dari spesifikasi unsur seni rupa lain di sekitarnya, seperti warna dalam, ukuran, arah, tekstur atau jarak. Terdapat 4teknik dasar memberikan visual weight kepada unsur seni rupa yang ingin diutamakan, yaitu penekanan arah, penekanan penekanan pengecualian dan penekanan pengelompokan. kontras,
a. Penekanan Arah (Direction)
Penekanan arah merupakan pengutamaan satu atau beberapa objek yang memiliki perbedaan arah atau orientasi dibandingkan dengan objek lainnya, sehingga objek tersebut mampu menarik perhatian orang yang melihatnya. Salah satu contoh karya yang menerapkan penekanan ini adalah Barge Haulers on the Volga.
b. Penekanan Kontras (Contrasst)
Penekanan kontras merupakan penonjolan satu atau beberapa objek yang memiliki perbedaan dari segi, warna, gelap terang, atau saturasi. Contoh karya seni dengan penekanan kontras adalh lukisan-lukisanRembrandt van Rijin, seperti The Blinding of Samson, The Night Watch, dan The Return of Prodigal Son. Karya-karya tersebut menggambarkan peristiwa nyata dengna kontras pencahayaan yang tinggi untuk mengarahkan pandangan penikmat karya langsung tertuju pada objek utama
3. Kesebandingan (Proportion)
Kesebandingan adalah penyesuaian ukuran dan jarak unsur seni rupa dalam sebuah karya, sehingga mampu menghasilkan kesan adanya jarak, dimensi dan ukuran dalam karya, tidak terlihat aneh baik dari segi bentuk maupun warna.Â
a) Scale an
Skala merupakan alat bantu dalam penggambaran sebuah objek dengan menggunakan ukuran yang berbeda tanpa mengubah rasionya, umumnya objek besar yang digambarkan dengan ukuran kecil. Skala juga digunakan untuk menggambarkan manusia secara  umum untuk menghasilkan proporsi yang sesuai. Contohnya adalah ilustrasi denah bangunan yang ada pada brosur-brosur perusahaan propert ilustrasi denah bangunan digambarkan dengan perbandingan ukuran bangunan yang tepat agar pembaca brosur dapat memahami dan memiliki persepsi yang sesuai dengan realitas bangunan yang sebenarnya.
b) Perspective
Saat menggambar bangun ruang, seniman akan menggunakan teknik perspektif  untuk membantu dalam menggambar objek tersebut dengan ukuran yang sesuai dengan perbandingan yang seharusnya. Pada prinsipnya, seluruh garis horizontal terpusat pada satu hingga tiga titik hilang yang berperan sebagai poros dari penggambaran seluruh garis horizontal yang ada pada suatu karya. Biasanya teknik ini digunakan dalam fotografi, arsitektur, dan desain interior.
c) Rule of Thirds
Hampir sama dengan perspektif,rule of thirds juga digunakan untuk mendapatkan perbandingan ukuran yang sesuai antara objek dengan latar belakangnya. Rule of Thirds hanya berperan sebagai panduan dasar saja. Panduan ini juga digunakn untuk menentukan peletakkan objek utama dalam sebuah karya.
d) Golden Ratio
Golden Ratio merupakan sebuah konsep yang terinspirasi dari perbandingan ukuran yang ada di alam. Golden Ratio juga dapat menjadi panduan dalam mengarahkan pandangan penikmat karya pada sebuah karya. Golden Ratio biasanya digunakan dalm arsitektur dan sinematograffi.
4. Irama (Rhythm)
Irama adalah efek visual yang timbul akibat penataan unsur seni rupa dengan teknik tertentu sehingga mampu menghasilkan kesan dinamis, statis, maupun relatif pada unsur seni rupa yang ada. Berdasarkan kesan yang ditimbulkan,terdapat 3 jenis irama, yaitu irama progresif, irama repetitif, dan irama alternatif.Â
a) Irama Progresif
Irama progresif merupakan penataan objek yang menghasilkan kesan pergerakan yang dinamis dan teratur sehingga mampu menciptakan arahan visual. Arahan visual adalah sebuah kesan yang mampu mengarahkan pandangan penikmat karya ke titik atau objek tertentu.Â
b) Irama Repetitif
 Irama Repetitif merupakanpenataan objek secararepetitif atau berulang dari segi ukuran, bentuk, warna, dan jarak di antara objek tersebut yang menimbulkan penataan objek yang sistematis, sehingga objek-objek tersebut terlihat statis dan terkesan.
c) Irama Akternatif
Irama akternatif merupakan pengulangan objek secara acak atau tak beraturan sehingga menghasilkan kesan dinamis, tetapi tidak mengarahkan pandangan kemana pun.
5. Kesatuan (Unity)
Kesatuan adalah prinsip yang menggunakan teknik yang sama terhadap setiap unsur yang digunakan sehingga menghasilkan suasana yang memiliki keselarasan dan konsistensi visual sehingga dapat membangun pesan maupun kesan yang sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H