Mohon tunggu...
Vanesha Yatinde
Vanesha Yatinde Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Financial

Transformasi Ekonomi Lokal: Aksi Boikot Produk Israel Dorong Peningkatan UMKM

25 Juni 2024   10:36 Diperbarui: 25 Juni 2024   10:36 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Aksi boikot produk Israel yang dilakukan sejak 10 Oktober 2023 masih dilakukan di berbagai negara termasuk di Indonesia hingga saat ini. Aksi boikot produk Israel merupakan gerakan global yang bertujuan untuk menekan Israel agar mengakhiri aksi pelanggaran hak asasi manusia kepada Palestina. 

Dengan aksi boikot ini, banyak pihak berharap saham dari brand pro Israel dapat menurun sehingga pemerintah Israel dan pro Israel dapat berhenti untuk melakukan tindakan tidak berperikemanusiaan tersebut. Di Indonesia sendiri, aksi boikot produk Israel mendapat berbagai dukungan dari berbagai organisasi seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI), Gerakan Solidaritas untuk Palestina (GSP) dan masih banyak lagi.

Para masyarakat Indonesia beramai-ramai mengangkat topik pemboikotan ini di berbagai media sosial seperti Instagram, Twitter, bahkan platform yang sedang ramai yaitu Tiktok. 

Dengan meramaikan topik ini ke media sosial, diharapkan banyak masyarakat yang lain bisa tergugah untuk memboikot produk atau brand pro Israel. Seperti yang kita tahu, bahwa masih banyak brand besar pro Israel yang masih diminati banyak kalangan. Adapun, sejumlah brand besar yang terboikot antara lain PepsiCo, McDonald’s, Walt Disney, Starbucks, KFC, dan Dominoz.

Dengan aksi boikot produk atau brand pro Israel yang dulunya di gemari oleh banyak masyarakat Indonesia, para masyarakat Indonesia mencari jalan pintas yaitu menggunakan produk atau brand lokal. Tentunya ini sangat berdampak positif pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). 

UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki perseorangan atau badan usaha kecil yang bertujuan untuk mengembangkan perekonomian masyarakat Indonesia. Terbukti dengan penurunan saham dari brand McDonald’s. Saham McDonald’s turun ke level terendah sejak 27 Oktober 2022, di mana telah mencapai rekor posisi terendah USD245,5 per saham pada 12 Oktober. 

"Ya (boikot) itu ada dampak positifnya (bagi UMKM). Belum dihitung, tapi boikot-boikot itu jelas (yang diboikot) Starbucks, ayam (KFC dan McD). Jadi pindah ke lokal kan ada ayam D'besto," ujar Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop Yulius kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Senin (8/1/2024).

Karena adanya aksi boikot ini, banyak masyarakat Indonesia sadar bahwa produk lokal bisa mengalahkan produk atau brand terkenal. Dengan harga yang jauh lebih murah daripada brand atau produk pro Israel juga membuat masyarakat Indonesia lebih tergugah dengan produk lokal. 

Peluang ini dapat dimanfaatkan oleh UMKM untuk meningkatkan penjualan mereka. Dengan ini diharapkan masyarakat Indonesia bisa memanfaatkan atau pun mengkonsumsi produk lokal dalam jangka panjang. Sehingga, aksi ini tidak hanya sebagai pendesakan terhadap Israel tetapi juga pendesakan terhadap penggunaan produk atau brand lokal di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun