Ketiga tahap ini bukan cuma teori belaka; mereka adalah cara kita “mendekati” suatu topik dan mulai benar-benar paham dengan cara yang lebih dalam.
Prinsip Spiral Curriculum: Belajar Itu Proses yang Berulang
Bruner juga mengembangkan konsep Spiral Curriculum. Menurutnya, belajar itu nggak selalu harus linier; kita bisa “mengunjungi” kembali konsep yang udah pernah kita pelajari, tapi kali ini dengan pemahaman yang lebih dalam. Misalnya, kamu mungkin belajar tentang konsep gravitasi saat SD, terus belajar lagi pas SMP, dan akhirnya benar-benar paham pas SMA atau kuliah.
Dengan spiral curriculum, kita bakal ngeliat konsep yang sama berulang kali tapi dengan tingkat kedalaman yang lebih tinggi setiap kali kita menghadapinya lagi. Mengaplikasikan Teori Bruner dalam kehidupan sehari-hari :
1. Di Ruang Kelas
Guru bisa mengajar konsep yang lebih rumit dengan memecahnya menjadi tahap-tahap kecil. Misalnya, dalam belajar matematika, guru bisa mulai dari representasi visual dengan gambar, lalu berlanjut ke penggunaan simbol seperti angka dan rumus.
2. Dalam Dunia Kerja
Bagi karyawan baru yang belajar sistem baru, tahap pertama mungkin berupa tutorial langsung (enaktif), kemudian melihat diagram atau alur kerja (ikonik), dan akhirnya bisa menjelaskan sistem tersebut kepada kolega (simbolik).
3. Dalam Kehidupan Pribadi
Misalnya kamu lagi belajar memasak hidangan baru. Di tahap pertama, kamu mungkin mengikuti langkah-langkah resep sambil melihat gambar-gambar bahan dan cara memasaknya. Seiring waktu, kamu bisa memasak hidangan itu tanpa perlu melihat resep lagi!
Kenapa Teori Brunner Masih Penting di Era Digital?