Mohon tunggu...
Vanesa Aurellia Maghfiroh
Vanesa Aurellia Maghfiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Prodi Pendidikan IPS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Keluarga Membentuk Masa Depan Anak: Memahami Perbedaan Pola Asuh Kakek-Nenek dan Ayah-Ibu

8 September 2024   22:11 Diperbarui: 8 September 2024   22:16 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan anak usia dini adalah masa penting yang menentukan bagaimana anak akan tumbuh di masa depan. Keluarga, terutama orang tua dan kakek-nenek, memegang peran besar dalam proses ini. Namun, tak jarang terjadi perbedaan cara mengasuh antara kakek-nenek dan ayah-ibu. Kakek-nenek biasanya lebih mengandalkan pengalaman dan tradisi, sedangkan ayah-ibu cenderung mengikuti pola asuh yang lebih modern. Kedua pendekatan ini sering kali berbeda, dan bisa menimbulkan kebingungan dalam pengasuhan anak. Disini saya akan membahas bagaimana jalan tengah antara pola asuh yang bisa dikatakan mengalami perbedaan sebab semakin berkembangnya zaman maka pola fikir dan pola asuh setiap orang berbeda sehingga antara keduanya dapat memberikan yang terbaik untuk anak. Keluarga adalah lingkungan pertama yang dikenali anak sejak lahir. 

Orang tua, kakek-nenek, dan anggota keluarga lainnya menjadi tempat anak belajar tentang dunia, mulai dari cara berbicara, bersikap, hingga nilai-nilai hidup. Oleh karena itu, peran keluarga sangat penting dalam membentuk kepribadian dan kecerdasan anak. Pada usia dini, anak belajar dengan sangat cepat, sehingga pola asuh yang diterapkan dalam keluarga memiliki manfaat jangka panjang. Keluarga yang mampu menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang, perhatian, dan dukungan akan membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, mandiri, dan siap menghadapi dunia. dalam hal ini orangtua dizaman modern tentunya memiliki fokus tersendiri dalam pola asuh anak yakni dilandasi dengan ilmu parenting karena kemajuan zaman ( generasi modern), sehingga pada saat itu orang tua kebanyakan memberikan ruang kebebasan yang artinya membebaskan anak lebih  banyak mengeksplorasi, bermain, dan membuat keputusan kecil sendiri untuk melatih kemandirian yang sangat berguna kelak jika anak sudah dewasa.

Peran orang tua di zaman modern inilah yang menjadikan anak lebih bisa mengontrol perasaan serta emosinya, dimana anak lebih bisa mengungkapkan apa yang ia rasakan dan lebih terbuka terhadap hal yang ia alami, disis lain orang tua dizaman modern juga harus memperkenalkan teknologi dan selalu memantau aktivitas anak saat bermain gadget contohnya, sebab tak selamanya gadget memberi dampak buruk asalkan dengan porsi yang benar dan diawasi oleh orang tua, hal ini bisa dilakukan orang tua melalui aplikasi belajar maupun game edukatif .

Sebagai generasi yang lebih tua, kakek-nenek biasanya mengasuh anak berdasarkan pengalaman hidup mereka yang kaya. Mereka cenderung mengutamakan nilai-nilai tradisional dan memiliki cara mengasuh yang berbeda dari orang tua, hal ini bisa dilihat dalam penerapan pola asuh kakek nenek pada masa itu yang lebih protektif dan kurang mendengarkan anak saat melakukan hal yang mungkin terlihat asing di zaman mereka dulu/merasa anak melakukan hal yang membahayakan meskipun aman untuk standar orang tua modern. dalam kasus lain pola asuh kakek nenek yang mengedepankan tata krama dan kedisiplinan yang mengakibatkan anak tumbuh dengan rasa hormat kepada orang tua dan selalu mengikuti aturandan tak jarang, anak anak dimasa itu lebih diizinkan bermain keluar atau melakukan aktivitas fisik bukan menghabiskan waktu di depan layar. 

Perbedaan pola asuh ini tentu mempengaruhi perkembangan anak. Anak yang diasuh dengan cara ayah-ibu mungkin lebih mandiri dan adaptif terhadap teknologi, tetapi bisa saja kurang disiplin dalam hal tata krama tradisional. Sebaliknya, anak yang lebih sering diasuh oleh kakek-nenek mungkin lebih disiplin dan berhati-hati, tetapi mungkin kurang berani mengambil risiko atau bereksplorasi.Terlalu banyak proteksi dari kakek-nenek bisa membuat anak menjadi kurang percaya diri, sementara terlalu banyak kebebasan dari orang tua bisa membuat anak kurang memahami pentingnya aturan dan batasan.

Dalam perbedaan pola asuh diatas yang mana orangtua menginginkan yang terbaik untuk anaknya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan antara generasi ayah ibu dengan kakek nenek agar bisa sama sama mencapai pola asuh yang lebih efektif,

beberapa hal ini yakni dapat di jadikan jalan tengah antar keduanya yaitu : 

1.  Ayah-ibu dan kakek-nenek harus saling berdiskusi tentang cara terbaik mengasuh anak. Kakek-nenek bisa memberi masukan dari pengalaman mereka, sementara orang tua bisa menjelaskan manfaat pola asuh modern yang lebih fleksibel.

2. Penting untuk menetapkan aturan yang disepakati bersama oleh semua pihak. Misalnya, kapan anak boleh bermain dengan gadget, waktu makan, atau waktu tidur. Aturan ini akan membantu konsistensi dalam pengasuhan.

3. Orang tua dapat mengajarkan kemandirian dan kreativitas, sementara kakek-nenek dapat menekankan pentingnya sopan santun, rasa hormat, dan nilai-nilai tradisional. Dengan begitu, anak akan mendapatkan yang terbaik dari kedua pola asuh tersebut. 

4. Keluarga juga harus fleksibel dan tidak terlalu kaku dalam menerapkan aturan. Kadang-kadang membiarkan kakek-nenek memberikan perhatian ekstra atau mengizinkan ayah-ibu memberi kebebasan bisa menjadi kombinasi yang sehat untuk perkembangan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun