Oleh: Arsi Agni Pratiwi, Sulastri, & Vanesa Ariani Kusuma
Kata korupsi sering muncul dalam berita atau dibicarakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, apakah kita benar-benar memahami arti korupsi? Korupsi lebih dari sekadar memberi dan menerima suap. Ini lebih luas dan harus dipahami dengan benar. Pada artikel ini, sebagai langkah awal untuk meningkatkan pemahaman antikorupsi di kalangan mahasiswa, mari kita telaah bersama sejauh mana pemahaman tentang korupsi.
Gejala Korupsi
Sebelum membahas ruang lingkupnya, ada baiknya kita mengetahui gejala-gejala korupsi. Menurut salah satu mahasiswa program studi IAT (Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir) UIN (Universitas Islam Negeri) Walisongo Semarang, korupsi merupakan perilaku yang merugikan banyak orang. Sederhananya, korupsi mengacu pada penyalahgunaan kekuasaan atau posisi mulai dari politik, ekonomi, hingga pendidikan yang menguntungkan diri sendiri tanpa memperhatikan orang lain.
Gejala Korupsi di Tingkat Mahasiswa
Salah satu gejala korupsi di tingkat mahasiswa adalah banyaknya praktik plagiarisme, yaitu mengambil karya orang lain dan mengakuinya sebagai karya sendiri. Hal ini seringkali dilakukan dengan tujuan untuk menghemat waktu atau mendapatkan pencapaian yang lebih mudah. Namun, praktik ini merupakan perbuatan yang tidak etis dan melanggar peraturan akademik.
Gejala korupsi lainnya yang melibatkan mahasiswa adalah suap dan gratifikasi. Beberapa oknum mahasiswa seringkali membayar dosen atau staf administrasi agar mendapatkan nilai lebih tinggi atau tindakan spesial dibandingkan mahasiswa lain. Ini dilakukan karena keinginan untuk menghindari usaha dan kerja keras, dimana hal itu diperlukan untuk dapat mencapai kualitas dan standar yang berkaitan dengan keberhasilan akademik.
Korupsi juga dapat dilakukan dalam bentuk jual beli tugas, dimana mahasiswa menjual karya yang mereka buat atau bahkan menjual jawaban ujian. Hal ini dapat menimbulkan dampak buruk bagi kualitas dan integritas akademik serta mahasiswa itu sendiri.
Kepedulian Mahasiswa
Sebagai agen perubahan di masa depan, siswa memiliki peran penting dalam memerangi korupsi. Siswa adalah pemimpin masa depan yang akan membawa perubahan positif dalam masyarakat. Dengan memahami sejauh mana korupsi dan mengetahui dampak negatifnya, mahasiswa dapat menjadi garda depan dalam memberantas korupsi.