Kayaknya, saya bakal jadi pendukung nomer satu bila semua pejabat mau blusukan seperti Jokowi. Bukan karena pencitraan pejabat, tapi sungguh, saya happy ga perlu ada rekayasa sgala.
What, rekayasa? Huff, tanpa ada rekayasa, bikin kami-kami ini sebagai pasukan kecil, ga perlu dadakan lembur siang malam menyulap karena akan kedatangan pejabat.. Sebagai pasukan kecil, apa boleh buat bila diperintah bos besar begitu. Hmhm.. Merdeka deh.. Artinya, ya kalau bagus, biarlah bagus.. Kalau jelek, ya... biarlah disemprot bosnya.. hehe.. Artinya, ya kita harus kerja sebaik-baiknya, agar bila kena sampel dikunjungi pejabat, ga gedubrukan nyulap mendadak bagus.. Sangkuriang kale.. Jadi penilaian benar-benar fair..
Itu baru dilihat dari sisi rekayasa.. Ih, kadang-kadang saya sebel bila ada pejabat datang berikut rombongannya. Minta ini-minta itu. Kok jadi kita jadi pemuas nafsu mereka sih. Belum kalau pulang minta oleh-oleh, penuhin bagasi mobilnya. Kalau blusukan mendadak? siip lah, ga perlu ngasih upeti. Kan mendadak, jadi bisa jadi alasan ga ada stok oleh-oleh.. Horee...
Lagi, kalau blusukan mendadak itu biasanya ngirit, yang datang ga akan banyak. Artinya ga akan ngabisin banyak dana perjalanan dinas.. Dana konsumsi juga bisa paket hemat.. Duh, leganya..
Tuh kan, kalau blusukan, tujuan tercapai dalam melakukan inspeksi karena ga ada rekayasa. Selain itu ngirit, ga ngabis-abisin duit negara. Yang terakhir, kita sebagai pasukan kecil, ga usah lembur..
Setuju ya.... *edisi sebel jadi korban rekayasa*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H