Mohon tunggu...
Vanda Nia
Vanda Nia Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Istri, PNS, praktisi pertanian yang biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saya Tetap Milih Jokowi, Meskipun...

18 Mei 2014   06:30 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:25 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya memang simpatisan Jokowi. Bukan karena hubungan saudara, teman, ataupun kolega. Murni karena kagum dengan kesederhanaan dan kepolosan beliau, yang jarang dimiliki pejabat di Negara ini (Bukan tidak ada lho ya, hanya jarang).

Saya sebenarnya tinggal dalam lingkungan yang sebagian besar anti dengan Jokowi. Sering dianggap aneh dan sejenisnya. Dan… saya sih tetap ndableg, membagi apa yang saya yakini agar JKW bisa jadi presiden.. hehe.. Oleh karena itu ini beberapa sanggahan saya atas ceramah mereka..

1.Pencitraan doang

Masak sih wartawan yang dikit-dikit menceritakan keseharian JKW, terus dianggap JKW yang pencitraan. Wartawan tentu cari berita sensasional dan rasanya bukan JKW si sumber berita yang patut disalahkan dong. (Sama halnya dengan kasus soal ujian nasional). Mungkin ada tokoh lain yang juga blusukan, tetapi hanya JKW yang diekspos terus-terusan.

2.Blusukan, show off

Ga kebanyakan teori tapi langsung terjun di lapangan. Orang Indonesia tuh pinter banget disuruh bikin rancangan, kalau perlu yang njlimet biar kelihatan keren, tapi pada akhirnya sulit diterapkan. Nah, JKW ga usah berteori, kan grand desain Jakarta sudah ada, bagaimana eksekusinya saja. Dalam posting sebelumnya, saya setuju banget dengan blusukan karena terhindar dari rekayasa sidak, yang sering di-setting oleh penganut ABS (asal bapak senang). Hasil blusukan untuk merencanakan dan evaluasi program. Harapannya kalau sidak, semua terpaksa harus kerja bagus, karena tidak tau kapan bakal dikunjungi.

3.Pecat sana-pecat sini

Wkwk.. Lha kalau yang dipecat emang ga bener, wajar kan dipecat. Lagian saya yakin, kalau pun sampai dipecat, berarti yang dipecat pasti udah kebangeten banget. Dan, dimana-mana yang dipecat ga terima, sering ga pernah mau ngakuin kesalahan, malah bikin rumor.. Biasalah, lawan politik..

4.Korupsi bus tranjakarta, kontra lelang jabatan dll

Ah, kalau ini mah, males nyanggah ah. Udah jelas lah kalau hati yang bersih, tau berita mana yang bener. Hidupnya yang sederhana ga akan mendorong dia untuk korupsi (Ingat lho, pejabat untuk bermewah-mewah itu perlu modal yang ga sedikit). Hidupnya yang dulu sempat sulit, di pinggir kali, membantu berempati dengan orang terpinggirkan.

5.Mana keberhasilan di Jakarta? masih banjir dan macet tuh

Emangnya banjir dan macet bisa disulap dalam 1,5 tahun? Sambil jalan kali. Kepala daerah lain juga ga bisa langsung menyelesaikan masalah parah dengan cepat kok. Dengan JKW jadi presiden, hmhm.. Insya Allah bisa mempercepat penyelesaian masalah banjir dan macet. Kan, banjir dan macet bukan hanya masalah Jakarta kali, pengelolaannya harus bekerjasama dengan propinsi, kementrian lain. Bukan berarti sebagai Gubernur JKW tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut lho. Hanya apabila jadi presiden, masalah itu lebih mudah dan cepat diselesaikan..

6.Bohong, Ingkar Janji menjadi Gubernur 5 tahun

Ibaratnya orang berprestasi, wajarkan bila naik kelas. Toh, demi kebaikan bersama, satu Indonesia. Masak Jakarta mau maju sendiri, yuk ah, maju bersama. Bukannya Jakarta adalah bagian dari Indonesia bukan? Kecuali kalau JKW jadi capres Negara lain, mungkin saya juga ikutan protes deh, ga rela..

7.Capres Boneka

Terus terang, baru pemilu sekarang saya terpaksa memilih PDIP. Abis, kuatir JKW kurang suara untuk maju jadi capres. Pernah kepikir, gimana ya majuin JKW jadi capres tanpa memajukan PDIP. Apa boleh buat, saya serahkan suara saya untuk PDIP, demi JKW. Saya ga mau milih PDIP dulu karena PDIP kesannya liar, ga bisa diatur, dulu banyak yang korupsi, dan jauh dari kesan muslim yang taat. Saya juga ga begitu suka dengan bu Mega. Lama-lama saya fikir, rasa-rasanya semua partai doyan duit deh, mo partai nasional kek, partai Islam kek, hmhm sama saja kalau urusan duit. Toh, sekarang saya mo milih presiden kok. Berhubung capresnya yang saya jagoin, ok deh milih PDIP.

Aduh, kesel pula saya ngeliat JKW yang nurut pisan ke Mega. Serasa boneka ya? Jadi terlihat kontras bila dibandingkan dengan jenderal capres sebelah. Bahkan kata teman saya yang mau milih si jenderal itu biar bisa perang dengan Malaysia. Ah, rupa-rupanya, kita seperti trauma milih jenderal peragu presiden kita. Seperti pengobat luka lah.. (Anda juga ya?).. Tapi, dipikir-pikir, apa bukannya memang harus begitu terhadap atasan kita? Harus nurut. Nah, masalahnya, bila atasannya, Bu Mega merintah ga bener, apa iya JKW tetep nurut? Ah, ga percaya saya kalau JKW akan diam saja. Kata JKW, bu Mega memberikan arahan besarnya, sedangkan kebijakan selanjutnya dia bikin sendiri. Ga percaya? Saat merintah DKI selama ini, kayaknya kebijakannya dari JKW deh, pro rakyat, dan Bu Mega ga ikut-ikutan ngresehin JKW deh..

8.Menjadikan Jakarta dipimpin non muslim

Terus terang, ini agak berat bagi saya yang muslim dan mungkin beberapa muslim lainnya. Tapi kenapa ga dibalik. Semestinya, ini menjadi peringatan bagi kaum muslim, kenapa yang muslim ga dipilih JKW untuk menjadi DKI2 dulu? Kita sering lebih banyak menyalahkan orang lain daripada introspeksi sendiri. Jujur, sikap Ahok terkadang lebih nggenah dibandingkan pejabat muslim yang lain. Bukan berarti tidak ada orang muslim lain yang bagus lho. Saya yakin banyak. Ada Dahlan Iskan, Anies Baswedan dll. Tapi kali ini kita harus mengakui, saat ini JKW serasa angin segar diantara perilaku menyebalkan pejabat-pejabat kebanyakan. Biarlah JKW memberikan manfaat yang lebih banyak, mengatur Negara ini yang mentalnya semestinya harus direvolusi. Kita persiapkan, agar nanti 5 tahun ke depan ada pemimpin baru yang satu seaqidah dengan kita.

Saya teringat cerita teman. Paling mudah memecah belah Indonesia dengan SARA, terutama tentang agama. Ibunda JKW disebut non muslim, JKW disebut keturunan china, JKW disebut ikut aliran kejawen.. Fitnah yang keji menurut saya. Duh, kapan sih kita tahan untuk tidak mau diadu domba yang dibuat oleh sesama sendiri?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun