dan kumulai kehidupan
setelah mati beratus - ratus kali
setelah berkali - kali terkubur dalam kesendirian
jiwaku tetap meronta, menggeliat bagai keheningan samudra mendobrak tepian
setelah mati beratus - ratus kali
aku bangkit lagi dan lagi
dengan segenggam pasir keyakinan
aku berdiri menantang zaman yang t'lah membusuk jiwanya
diatas sana matahari, bulan, bintang yang berpendar - pendar mengajarkan akan gairah hidup
seperti aku, memberi percikan api kepada tumpukan kayu mati dingin
seperti  setangkai mawar yang menyembul diantara semak belukar
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!