Mohon tunggu...
Irfan Rakhman
Irfan Rakhman Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Saya hanya seorang penulis dan pengamat amatir.Ketertarikan saya terhadap permasalahan sosial adalah alasan kenapa saya mulai menulis.Tulisan-tulisan saya yang lain dapat anda lihat di http://darkviceroy.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Reklamasi Harus Terus Jalan, Kenapa?

14 September 2016   20:48 Diperbarui: 14 September 2016   20:54 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum kita lanjut ke masalah ini,ada satu hal yang harus saya tegaskan terlebih dahulu.Saya ingin menegaskan bahwa saya menulis artikel ini bukan karena saya belain Ahok dan memusuhi Nelayan.Saya sama sekali tidak ada maksud yang demikian itu.Saya hanya ingin memberikan sudut pandang saya mengenai masalah ini kepada para pembaca.Mungkin ada yang bertanya-tanya kenapa saya memilih untuk mendukung upaya pemerintah melanjutkan proyek reklamasi.Begini kira-kira asal muasalnya.

Tadi pagi,seperti biasa sebelum bekerja saya sempatkan nonton berita terlebih dahulu.Di berita ini muncul berita tentang demonstrasi Mahasiswa UI yang mengecam proyek reklamasi.Alasan mereka cukup klasik,bahwa belum ada kajian yang mendalam mengenai masalah proyek reklamasi.Menurut mereka proyek ini dianggap merusak lingkungan dan merugikan Nelayan.

Saya melihat bahwa alasan mereka ini mencampur-adukan beberapa masalah sekaligus.Masalah pertama adalah masalah reklamasi sendiri dan masalah kedua adalah masalah kesejahteraan Nelayan.Solusi terbaik menurut saya adalah dengan fokus melihat masalahnya satu persatu.Hal ini mungkin terlihat seperti mengurai sebuah benang kusut,tapi ini harus dilakukan agar permasalahnya menjadi jelas.

Permasalahan pertama menyangkut masalah Reklamasi Teluk jakarta.Reklamasi teluk Jakarta pada dasarnya akan menguntungkan beberapa orang (saya tidak mengatakan semuanya).Keuntungan pertama bagi para pengembang,dimana mereka bisa memperoleh proyek besar untuk membangun resort-resort mewah disana.

Keuntungan kedua,bagi pemerintah daerah DKI Jakarta sendiri.Dengan adanya pembangunan kawasan elit di daerah ini,selain menghilangkan citra kawasan ini dari stigma kawasan kumuh ia juga bermanfaat bagi peningkatan pendapatan asli daerah melalui sektor wisata dan juga pendapatan pajak.Rasanya hal inilah yang menjadi pertimbangan awal dari pemerintah menyetujui proyek ini,selain fakta bahwa proyek ini merupakan bagian dari proyek giant sea wall (dinding buatan untuk menghadang banjir rob).

Permasalahan yang muncul dari Proyek Reklamasi ada dua.Permasalahan pertama terkait sengketa bagi hasil antara pemerintah dan pengembang.Saya tidak akan berbicara masalah ini,karena biarkanlah hukum yang berbicara tentang keputusanya (toh pengembang di Indonesia cukup banyak selain Agung Podomoro).

Permasalahan lainnya adalah masalah lingkungan.Masalah ini terkait dengan masalah kerusakan ekosistem laut dan adanya klaim kabel dari PLTU muara karang.Mengenai masalah kerusakan ekosistem laut saya justru bingung.Masalah kerusakan ekosistem laut telah terjadi jauh sebelum proyek reklamasi ini berjalan.

Pertimbangan kerusakan alam inilah yang sebenarnya menjadi pertimbangan kenapa proyek ini dijalankan.Opsinya ada dua,kita bisa mengeluarkan biaya untuk merehabilitasi laut (yang mungkin dalam 2/3 tahun kemudian rusak lagi) atau sekalian kita alih fungsikan teluk tersebut menjadi daerah pemukiman namun memiliki manfaat jangka panjang.Opsi kedua inilah yang menjadi pilihan pemerintah waktu itu

Untuk masalah adanya galian kabel dari PLTU Muara Karang ini juga beritanya simpang siur.Sangat tidak logis menurut saya bagi pengembang besar dan profesional seperti Agung Podomoro sendiri untuk tidak menyadari hal seperti ini.Mereka tentunya membayar mahal konsultan dan ahli sebelum bekerja membangun proyek ini.Pertanyaanya kenapa masalah galian kabel ini baru muncul sekarang? Saya akan membiarkan Imajinasi anda berbicara untuk masalah ini.

Permasalahan Kedua terkait dengan masalah kesejahteraan para nelayan.Disinilah saya berseberangan dengan rekan-rekan mahasiswa UI tadi.Kenapa saya berseberangan?begini,jika mereka benar-benar peduli tentang masalah ini,tentunya mereka harusnya turun kejalan lebih awal.Bukan ketika proyek telah berjalan dan nelayan telah digusur.Hal ini tidak akan menyelesaikan masalah namun justru menimbulkan masalah baru.

Teman-teman terutama yang tinggal di daerah Jakarta tentunya ingat bagaimana proyek Monorail yang sampai sekarang tidak jelas dimana juntrunganya,atau proyek Waterways yang sekarang tidak berjalan lagi (atau jangan-jangan anda sudah lupa kita punya proyek ini?).Tahukan anda apa konsekuensi sebuah Mega proyek semacam itu ketika gagal?

Tentu anda dapat membayangkan berapa jumlah uang yang terhambur sia-sia untuk program pemerintah tersebut.Tidak hanya milyaran rupiah uang rakyat yang hilang,namun mencapai Trilyunan rupiah.Anda bayangkan uang sebanyak itu jika digunakan untuk proyek lain yang bermanfaat tentunya akan jadi lebih baik.

Uang untuk proyek tersebut menurut anda uang siapa?Itu uang anda semua yang berasal dari pajak.Relakah anda uang anda yang seharusnya bisa bermanfaat untuk sarana publik itu justru terhambur sia-sia?tentunya tidak bukan.Inilah yang menurut saya menjadi pertimbangan pemerintah juga.Jika memang permasalahnya bisa diselesaikan tanpa harus mengehentikan proyek kenapa tidak?Ibaratkan kita memelihara pohon rambutan yang terkena benalu,tentunya kita buang benalunya,bukan potong pohonnya.

Bagi kawan-kawan mahasiswa,dari tulisan ini saya mengajak anda semua lebih arif dan kritis.Dalam artian bahwa jika benar anda memperhatikan kesejahteraan nelayan,hal yang anda perjuangkan seharusnya bukanlah masalah proyek ini lanjut atau tidak.Namun,lebih pada bagaimana program pemerintah terkait kebijakan kompensasi bagi para nelayan.Jika tidak ada program itu,tagih kepada pemerintah dan jika tidak berjalan dengan baik tegur mereka.Saya berharap rekan-rekan mahasiswa tidak terjerumus pada kepentingan politik sebagian kalangan dan tetap menjaga netralitasnya. Ingatlah bahwa kita membela kepentingan rakyat dan bukan kepentingan golongan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun