Peringatan Hari Batik Nasional diperingati dengan  meriah dan spektakuler. Ada banyak cara untuk merayakannya, salah satunya melalui proyek yang diusung Sinergi Desa Wisata Desa Keprabon Maju Bersama (Sintaboma).
Sintaboma memperlihatkan 45 pria asal Desa Keprabon berusia antara 6 hingga 60 tahun berjalan mondar-mandir dengan pakaian batik karya seniman lokal di Jalan Ngarsopuro, Rabu (2 Oktober 2024). CEO Catur Setyawan menjelaskan melalui acara ini pihaknya berharap dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia  dan menjaga batik sebagai budaya agar tidak timbul klaim dari kelompok manapun.
"Kita harus bangga dengan budaya dan barang-barang kita. Ibarat batik, jangan diberikan kepada orang lain. "Kalau kita bisa menjaga budaya kita, maka orang lain tidak akan meminta-minta," kata Catur Setiawan.
Sementara itu, Heru Mataya, salah satu promotor budaya yang turut serta dalam  acara tersebut mengatakan, diadakannya festival batik putra Keprabon dapat bermanfaat bagi desa Keprabon sebagai destinasi wisata. Selain itu, berbagai aspek kemasyarakatan terus dihadirkan kepada publik mela lui peluang kreatif bulanan."Saya kira kemunculan pria pembatik ini menjadi manfaat lain bagi Desa Keprabon sebagai desa wisata. "Karena setiap bulannya ada acara yang mengajak seluruh tenaga masyarakat Keprabon ke dalam ruang kreatif," kata Heru Mataya (JK).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H