Kemarin saya membaca sebuah berita tentang adanya pembukaan sekolah di zona hijau selama masa pandemi untuk memulai tahun ajaran baru. Terkecuali untuk perguruan tinggi, perkuliahan tatap muka masih belum bisa diberlakukan.Â
Wajar saja karena perguruan tinggi memiliki mahasiswa yang tidak hanya berasal dari daerah tempat perguruan tinggi itu berada tetapi juga dari daerah lain.Â
Ini akan mengakibatkan sebuah perguruan tinggi dapat menjadi episentrum baru penyebaran covid-19. Sebenarnya, kondisi pandemi merupakan kesempatan besar bagi Nadiem Makarim untuk membenahi pendidikan kita.
Pendidikan masa lalu haruslah diubah dan diperbaharui mengikuti perkembangan zaman. Pendidikan tidak lagi berorientasi hanya kepada kognitif dan keterampilan.Â
Pendidikan karakter harus lebih ditegakkan. Anak SD tidak boleh lagi "disuapi" oleh ketentuan rangking. Semua peserta didik memiliki kehebatan.Â
Kehebatan setiap peserta didik tidak dapat digeneralisir oleh sekolah dengan memberikan ujian yang berat kepada mereka tentang mata pelajaran yang tidak mereka sukai dan tidak mereka mengerti.Â
Peserta didik sejak dini juga harus diajarkan untuk berkolaborasi, bukan berkompetisi. Sejak awal, peserta didik sudah "didoktrin" untuk menjadi yang nomor satu, bahkan untuk sesuatu yang tidak mereka sukai. Ini akan berdampak sampai ke dunia kerja ketika setiap orang berlomba-lomba menjadi nomor satu tanpa memikirkan aturan mainnya dan merugikan orang lain.Â
Peserta didik harus sejak awal "disuapi" oleh pendidikan karakter secara masif sehingga ke depannya mereka dapat lebih memahami situasi dan kondisi dan dapat lebih bijak menyikapinya.Â
Mereka akan dapat lebih menghormati satu sama lain. Orientasi berpikir mereka tidak hanya untuk diri mereka sendiri melainkan lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan lebih peduli pada orang lain.Â
Tidak lupa juga pendidikan kewarganegaraan dan pancasila harus ditanamkan ke dalam mereka. Ini akan membuat mereka lebih mencintai tanah air dan lebih bersedia untuk berkontribusi bagi Ibu Pertiwi.
Setelah SMP, peserta didik diharapkan sudah memiliki karakter yang baik. Di sinilah pendidikan kognitif dan keterampilan dapat mulai diberlakukan. Bentuknya masih sederhana, dasar, dan dapat dimengerti setiap peserta didik.Â