Mohon tunggu...
Valerina Larisha Elysandra
Valerina Larisha Elysandra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Biologi Universitas Diponegoro

Mahasiswa S1 Biologi Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Eco-enzyme: Solusi Bijak Mengatasi Penumpukan Sampah Dapur

8 Agustus 2022   16:00 Diperbarui: 8 Agustus 2022   16:04 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SEMARANG – Penumpukan sampah organik rumah tangga menjadi salah satu masalah yang kerap dihadapi oleh masyarakat Jabungan. Selain tidak enak dipandang, penumpukan sampah organik lama kelamaan juga dapat menimbulkan bau yang tidak sedap. 

Oleh karena itu, dibutuhkan solusi cerdas untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Solusi yang dapat diambil yaitu dengan menemukan cara pengolahan sampah organik dengan kreatif, sehingga dapat mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat, seperti pengolahan sampah menjadi produk eco-enzyme yang menjadi salah satu program kerja monodisiplin KKN Tim II Undip.

Eco-enzyme merupakan produk dari olahan sampah organik rumah tangga seperti sisa sayur dan kulit buah yang ditambah dengan gula kemudian difermentasi. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari eco-enzyme antara lain, dapat digunakan sebagai pupuk, pembersih rumah tangga, dan pestisida alami yang tentunya lebih ramah lingkungan.

Karena banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dari eco-enzyme, masyarakat diharapkan dapat mencoba dan berlatih untuk pembuatan eco-enzyme ini. Pada tanggal 22 Juli 2022, KKN Tim II Undip telah melaksanakan sosialisasi serta pelatihan kepada masyarakat RW 03 Kelurahan Jabungan tentang manfaat dan cara pembuatan eco-enzyme. 

Pelatihan ini bertujuan agar nantinya masyarakat dapat lebih lihai dalam membuat eco-enzyme sehingga tidak terjadi penumpukan sampah dan juga dapat ikut andil dalam pelestarian lingkungan.

Adapun cara pembuatan eco-enzyme yaitu dengan mencampurkan seluruh limbah organik ke dalam wadah tertutup, kemudian dicampur dengan gula dan air, lalu difermentasi selama minimal 3 bulan. 

Selama proses fermentasi, sebaiknya wadah diletakkan pada tempat yang sejuk. Setelah 3 bulan, eco-enzyme siap dipanen dan dipakai sebagai produk yang kaya manfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun