[caption id="attachment_362405" align="aligncenter" width="530" caption=" AirAsia.Doc Foto"][/caption]
Jakarta - Direktur LBH Himpunan Advokat Muda Indonesia (HAMI) Bersatu, Herwanto Nurmansjah,SH meminta media dan masyarakat untuk tidak mengeksploitasi jenazah korban AirAsia.
Hal ini disampaikannya sesaat setelah Badan SAR Nasional (Basarnas) memastikan penemuan kepingan dan jenazah korban AirAsia QZ 8501, Selasa (30/12/2014)
" Mempertontonkan jenazah korban secara vulgar di televisi, media massa atau sosial media, mesti dihindari. Ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai etis dan kemanusiaan. Mari kita hormati korban dan keluarga. Jauhi kekerasan visual melalui media." Ajaknya.
Di tempat terpisah, Sekjen HAMI Bersatu Bali, Valerian Libert Wangge,SH menyampaikan hal serupa. Menurut Faris sapaan akrabnya, publik terutama keluarga korban memang mengharapkan selalu ada update perkembangan lapangan, namun itu tak berarti media mengabaikan kode etik pemberitaan.
“Jika kita ada dalam posisi keluarga korban, tentu ini menyakitkan. Pihak otoritas telah memiliki cara untuk memastikan identitas jasad, jadi tidak perlulah menayangkan gambar jenazah secara vulgar. Kami sendiri masih berharap ada korban yang selamat”.
Selain itu Aktivis HAM ini menyatakan rasa salutnya atas kerja cepat Badan SAR Nasional (Basarnas), yang berhasil memecahkan teka-teki kebaradaan pesawat yang hilang kontak sejak 28 Desember 2014 lalu.
" Kami keluarga besar HAMI secara Nasional, menyatakan turut berbelasungkawa untuk semua keluarga korban. Ini dukacita bersama dan ujian besar bagi bangsa ini " Ujar Faris.
Seperti yang diberitakan sejumlah media, sore tadi Selasa (30/12/2014), Tim Basarnas RI berhasil menemukan kepingan pesawat dan sejumlah jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501 di Selat Karimata di perairan Kalimantan (f)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H