Hingga menjelang babak semifinal Flobamora Cup7 2015, masih tersisa sejumlah profil pemain Ende FC, yang belum dipublikasikan. Profil pemain yang kerap diturunkan ini, menjadi program managemen Ende FC, guna menghadirkan antusiasme, ditengah sepinya pemberitaan perihal pemain.
Sosok kali ini, pernah turut membela keseblasan Ende, tiga tahun silam saat Flobamora Cup6 2012. Walaupun kala itu, laskar tri warna belum berhasil membawa pulang piala, namun baginya itu kesuksesan yang tertunda.
“ Bila dibuat polling, bisa saya pastikan 99% pemain, selalu inginkan timnya menjadi juara, termasuk Ende FC” Ungkap pemuda blesteran Ende Bali yang memiliki nama lengkap Benediktus Sengga ini.
Benni sapaannya sehari-hari, dilahirkan di Denpasar tanggal 29 Mei 1991. Ia putra pertama dari tiga bersaudara, buah hati pasangan Yakobus Sene dan Ni Ketut Sudiasih. Benni yang dipercayakan Coach Yan Daulaka sebagai bek kanan Ende FC, saat ini tengah bekerja di CV Megah Food Traiding di Denpasar.
Sepak bola sudah dikenalnya sejak bangku sekolah dasar. Tidaklah heran, jika ia termasuk pemain yang sangat berpiawai dalam mengolah si kulit bundar, serta disiplin mengawal posisi yang diembannya dalam tim.
Dalam berbagai laga, Benni termasuk pemain yang paling antusias merayakan kegembiraan, jika keseblasannya mampu memborbardir jala lawan.
Ia mengakui, jika Ende FC saat ini jauh berbeda auranya dibandingkan tiga tahun silam, “ Tim Ende saat ini memiliki, banyak pemain berbakat. Saya memetik banyak pengalaman bersama tim. Selain energik, rekan setim saya kompak sekali. Ini juga karena managemen tim yang dikelola baik” Ungkapnya.
Jejak karirnya di sepakbola termasuk moncreng. Sejak di bangku sekolah menengah, ia selalu terpilih menjadi pemain untuk mengikuti sejumlah turnamen antar sekolah di Bali. “ Saya juga sempat menjadi pemain di gugus tiga perwakilan Denpasar Barat ” Kenangnya.
Selain ikut dalam Ende FC, ia banyak menimba pengalaman dari sejumlah sekolah sepak bola, salah satu nya SSB Canggu Club. Benni mengakui, jika semangatnya sempat pudar karena harus memilih fokus dalam pekerjaan ketimbang mengikuti turnamen sepak bola.
“Semangat itu kini hidup kembali bersama Ende FC, apalagi dalam laga demi laga, kami mampu mematahkan prediksi, bila tim ini tak mungkin bisa lolos hingga babak delapan besar”
Ia mengakui, jika jalan untuk meladeni prediksi yang tak mengunggulkan timnya hanyalah melalui latihan “Tak diunggulkan, justru menjadi modal kami. Hanya dengan ketekunan berlatih, prediksi itu bisa dijawab langsung saat di lapangan”
