Mohon tunggu...
Valentino Rangga Ikip
Valentino Rangga Ikip Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seminaris Tingkat Pertama SMA Seminari Menengah Mertoyudan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membuka Hati untuk Menerima Kasih Karunia Allah

28 November 2024   20:52 Diperbarui: 28 November 2024   21:45 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karunia Allah yang Tidak Terbatas

     Menjadi ciptaan Allah yang paling sempurna merupakan karunia terbesar yang Allah berikan kepada kita manusia. Karunia atau Kharisma yang berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti anugerah spiritual yang Allah berikan kepada kita manusia ciptaan-Nya yang percaya dan yang ingin melayani-Nya. Sebenarnya karunia Allah itu memiliki arti yang luas bahkan bisa dibilang bahwa setiap pribadi memiliki arti karunia yang berbeda-beda sesuai dengan apa yang Allah berikan dan apa yang dirasakan oleh manusia.    Menurut Santo Paulus sebagai salah satu murid Yesus mengatakan bahwa karunia Allah merupakan suatu anugerah Allah untuk kepentingan umat-Nya. Karunia Allah tidak jauh-jauh dengan anugerah Allah, karena anugerah Allah memiliki arti tersendiri yaitu kemurahan hati atau sikap Allah merendahkan diri kepada umat manusia secara individu ataupun kelompok.  
 
Karunia Allah dalam Kerendahan Hati  

     Kerendahan hati dalam kehidupan kita merupakan sesuatu yang akan terus mengiringi dan bahkan bisa terus bersemayam didalam hati kita. Kerendahan hati juga sangat berguna bagi hidup kita untuk kedepannya, karena jika kita ingin terus bertumbuh maka kita harus menanamkan benih kerendahan hati didalam diri dan hati kita. Kalau kita membahas mengenai kerendahan hati Alkitab menulis bahwa "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati" jika kita terjemahkan berarti Allah itu membenci dan menentang orang yang congkak hatinya, tetapi Allah mengasihani dan memberikan kasih karunia-Nya kepada orang yang rendah hati.   Kesombongan diri merupakan hal yang sangat Tuhan benci, karena Tuhan menginginkan umat-umat-Nya menjadi pribadi yang lebih baik, namun kesombongan membuat pribadi manusia menjadi jelek hingga sampai pribadi tersebut menjadi hancur. Kesombongan itu penuh dengan kepalsuan, maka itu Tuhan berharap manusia dapat hidup didalam kebenaran dan tumbuh dalam kehormatan, karena sesungguhnya Tuhan berkata bahwa kesombongan hanya mempermalukan Tuhan dan diri sendiri.   Kerendahan hati adalah hal yang sangat Tuhan ingin lihat didalam hidup kita seperti teladan didalam kitab Amsal 16:19 yang berkata "Lebih baik merendahkan diri dengan orang yang rendah hati dari pada membagi rampasan dengan orang congkak." Alkitab meminta kita untuk menjadi pribadi yang rendah hati dan bergaul dengan orang-orang sederhana daripada menikmati harta yang banyak tetapi menjadi orang yang sombong.  
 
Kerendahan Hati dalam Suasana Natal   

     Kerendahan hati dan kesederhanaan selalu berkaitan disaat-saat suasana natal. Hal itu selalu terjadi karena teladan yang diberikan oleh sang bayi Natal kepada kita melalui kitab Matius 11:29 yang berkata "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah
lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan." Tentunya kita umat Kristiani mengetahui siapa yang dimaksud Bayi Natal itu. Bayi Natal tersebut adalah Firman Allah yang berwujud seperti kita manusia, dan bernama Yesus.   Bayi Natal atau Tuhan Yesus menjadi teladan kita untuk menjadi pribadi yang rendah hati, karena Ia telah lebih dahulu menunjukkan kerendahan hati-Nya kepada kita. Bentuk kerendahan hati-Nya adalah Tuhan Yesus mau turun ke dunia dan menjadi manusia serta Ia rela disalibkan di kayu salib demi menebus semua dosa manusia. Padahal, Allah sebenarnya ingin menghukum manusia karena dosa-dosa nya, namun Tuhan Yesus tidak mau hal itu terjadi dan menyerahkan diri-Nya untuk disalibkan di kayu salib demi menebus semua dosa manusia itu.  Tidak hanya itu, kehadiran Tuhan Yesus ke dunia juga menjadi teladan kita untuk menjadi orang yang rendah hati dan sederhana. Seperti yang kita tau, Tuhan Yesus lahir melalui Bunda Maria, yang bisa dibilang bahwa pada saat itu Bunda Maria bukanlah orang yang terkenal, namun Ia hanya sekedar seorang perawan dari keluarga yang sederhana dan Tuhan Yesus lahir dari seorang ayah yang hanya bekerja sebagai tukang kayu. Tuhan Yesus lahir bukan di tempat yang istimewa seperti orang-orang biasa nya, karena Tuhan Yesus lahir di sebuah kandang domba di Betlehem dan itu menjadi bentuk kerendahan hati serta kesederhanaan dari Yesus.  
 
Kepercayaan akan Allah   

     Kepercayaan sendiri mempunyai definisi yaitu persetujuan pikiran dengan kebenaran dari sebuah pernyataan, atau bisa saja kita pahami bahwa kita percaya dengan suatu pernyataan jika kita menganggap bahwa pernyataan itu benar. Kepercayaan yang seperti ini perlu kita kembangkan terutama dalam menerima akan kebenaran bahwa karunia Allah itu nyata adanya dan kita dapat mempercayainya melalui segala hal yang telah kita terima dari Allah di kehidupan sehari-hari.    Alkitab juga mengajak kita untuk percaya akan Allah dengan sepenuh hati, seperti yang terdapat pada kitab Amsal 3:5-6 yang berkata "Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." Dari ayat ini kita dapat memahami bahwa kita harus percaya dengan Allah dengan sepenuh hati dan selalu menyertai Allah di setiap tingkah laku bahkan perjalanan hidup kita, karena dengan begitu Allah akan meluruskan dan melancarkan segala perjalanan hidup kita.   Tidak hanya itu, kita juga dapat meneladani sikap dari kitab Lukas 2:13 yang juga menjadi tema natal kita pada tahun 2024 ini. Kitab Lukas 2:13 berkata "Marilah sekarang Kita pergi ke Betlehem." Kitab ini menceritakan para gembala yang ditampakkan malaikat pada saat mereka menggembala domba-domba diladang. Malaikat menampakkan diri bersama dengan bala tentara yang memuji Bapa di surga. Malaikat itu berkata kepada para gembala itu bahwa telah lahir di Betlehem Sang Juruselamat bagi mereka. Tentunya  para gembala itu kaget akan apa yang baru saja mereka alami, namun dengan kepercayaan yang teguh kepada Allah, maka mereka percaya kabar berasal dari Allah melalui perantara Malaikat itu. Sehingga mereka memutuskan bersamasama untuk menuju Betlehem dan memuji Juruselamat yang lahir disana.  
      Kota Betlehem memang menjadi tempat kelahiran Yesus Kristus Sang Juruselamat manusia, namun selain itu Betlehem juga merupakan kota yang menjadi simbol dari kerendahan hati. Kita semua tentunya sudah tahu bahwa Tuhan Yesus lahir bukan di tempat yang mewah, namun Ia lahir hanya di sebuah kandang domba. Kenyataan itu sudah dapat menjadi bukti kerendahan hati dari Yesus, dan juga hal itu dapat menjadikan Betlehem sebagai simbol dari kerendahan hati melalui kelahiran Yesus Kristus ke dunia.  
 
Menerima Karunia Allah   

     Karunia merupakan anugerah spiritual yang diberikan Allah kepada kita manusia yang percaya dan mau untuk melayani Allah. Dapat kita simpulkan bahwa Allah selalu memberikan karunia-Nya kepada kita manusia, namun malahan kita yang tidak sadar akan karunia itu dan bahkan sampai-sampai kita menolak karunia yang Allah berikan kepada kita. Padahal Allah sudah berbaik hati untuk terus memberikan kita karunia-Nya, namun sayangnya kita masih saja belum menyadari dan mensyukuri segala yang Allah berikan kepada kita.   Kita dapat meneladani sikap dari para rasul yang terdapat pada kitab Kisah Para Rasul 2:113. Yang dimana pada saat itu para rasul berkumpul pada suatu ruangan untuk mendengarkan khotbah dan melayangkan pujian kepada Allah. Tiba-tiba turunlah dari langit angin ribut yang memenuhi seluruh ruangan itu dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah api yang hinggap diatas mereka masing-masing. Setelah itu mereka berbicara-bicara sendiri dengan bahasa yang asing. Memang tidak mudah untuk menerima itu semua, namun harus mensyukuri segala yang telah Tuhan berikan kepada kita. Seperti yang dilakukan oleh para rasul ini. Mereka tidak marah ataupun kecewa atas apa yang telah Allah berikan kepada mereka. Mereka menerima semuanya dengan lapang dada dan melaksanakan tugas mereka ke kota-kota untuk berkhotbah dan mewartakan Kerajaan Allah.  
 
Mewujudkan Karunia Allah
     Karunia Allah merupakan sesuatu yang harus kita terima dan kita syukuri sebagaimana adanya. Jika kita sudah dapat menerima karunia Allah, maka misi kita selanjutnya adalah untuk bagaimana cara mengembangkan dan mewujudkan karunia Allah dalam hidup kita. Kita dapat mengambil inspirasi dari kitab Matius 25:14-30 yang membahas mengenai Tuan yang memberikan talenta kepada hamba-hamba nya. Hamba yang pertama mendapat lima talenta dan hamba itu berhasil mengembangkan lima talenta itu menjadi sepuluh talenta, sehingga Tuan itu memberikan hamba yang menerima lima talenta tanggung jawab dalam perkara yang lebih besar. Hamba kedua mendapat dua talenta, dan ia berhasil mengembangkan dua talenta itu menjadi empat talenta, sehingga Tuan itu juga memberikan hamba yang menerima dua talenta ini tanggung jawab yang lebih besar. Hamba ketiga mendapat satu talenta, namun ia tidak mengembangkan talenta tersebut dan malah menguburkan talenta itu karena ia merasa ketakutan dan tidak percaya akan Tuan nya. Dengan begitu Tuan nya itu membuangnya kedalam gua gelap yang penuh ketakutan.
     Dalam perumpamaan ini kita dapat belajar dari dua hamba yang telah menerima talentatalenta mereka dan mau untuk mengembangkan nya. Janganlah kita mengikuti hamba yang menerima satu talenta itu yang tidak mau mengembangkan talenta yang telah dipercayakan oleh Tuan nya. Kita sebagai manusia patutlah mengembangkan karunia yang telah Allah berikan dan percayakan kepada kita, agar kiranya karunia itu dapat berguna bagi diri kita sendiri, sesama, alam, dan Allah.
 
Kasih Allah Kepada Manusia
       1 Yohanes 4:7,8. "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah Kasih." Kesimpulan nya Allah adalah sumber kasih, Ia lebih dahulu mengasihi manusia. Walaupun kita melakukan banyak sekali menyakiti hati Allah melalui perkataan dan perbuatan kita, Allah tetap mau untuk mengasihi kita manusia yang berdosa. Bukti kasih Allah kepada manusia terdapat pada kitab Roma 5:8 yang berkata "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa."
     Banyak kitab yang membuktikan kebesaran kasih Allah kepada manusia. Seperti Yohanes 3:16 yang berkata "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Melalui kitab ini kita dapat mengetahui bahwa kasih Allah kepada kita sungguh besar. Kita selalu berbuat dosa dan menyakiti hati Allah, namun Allah tetap mengasihi kita agar kita tidak binasa karena dosa dan kita memperoleh hidup yang kekal dari belas kasih yang Allah berikan kepada kita.  
 
Menyebarkan Kasih Allah untuk Sesama
      Allah telah memberikan kasih-Nya yang besar kepada kita manusia. Sekarang adalah waktunya untuk kita membagikan kasih Allah kepada sesama seperti yang telah Allah perintahkan kepada kita untuk saling mengasihi dengan sesama manusia maupun makhluk hidup lainnya. Yohanes 13:34-35 "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
     Menyebarkan kasih Allah kepada sesama dapat kita lakukan dalam banyak hal seperti tidak berkata kasar kepada sesama, berbuat baik, mau untuk menolong sesama yang kesusahan, menghormati sesama dan menggunakan tiga kata emas (Tolong, Maaf, Terima Kasih). Ketika kita
sudah melakukan semuanya, dengan begitu Allah tidak akan kecewa dan kita akan membuat sesama kita merasa bahagia karena kasih yang telah kita berikan kepadanya.  
 
 
Menerima Kasih Karunia Allah  
      Allah telah memberikan kasih dan karunia-Nya secara gratis kepada kita manusia. Walaupun kita manusia sering sekali berdosa dan melakukan kesalahan melalui pikiran, perkataan dan perbuatan kita,  namun Allah tetap memberikan kasih karunia kepada kita agar kita tidak binasa dan memperoleh hidup yang kekal. Dengan begitu kita dapat menyimpulkan bahwa Allah adalah Maha Baik dan sumber kasih. Ia telah memberikan kepada kita segala karunia yang tidak terhingga, dan Ia telah memberikan kasih-Nya yang besar melalui kelahiran Putranya yang tunggal kedunia untuk membebaskan kita manusia ciptaan-Nya dari dosa dan dari segala yang jahat.  
     Karena Allah telah memberikan karunia yang besar kepada kita, dan kita telah menerima kasih karunia itu, maka giliran kita yang harus menggunakan kasih karunia yang telah Allah berikan kepada kita dengan baik dan kiranya dapat berguna bagi sesama. Kita dapat menyebarkan kasih karunia Allah dengan berbagi sukacita Injil kepada sesama dalam kebhinekaan, yang artinya adalah kita berbagi sukacita Injil bukan hanya melalui sabda Allah, namun kita juga dapat melakukan nya dengan membagikan sukacita atau kegembiaraan kepada sesama yang berbeda dari kita. Berbeda dalam arti beda suku,agama,ras, dan budaya. Berbagi sukacita bukan menjadi hal yang susah, karena dengan kita murah senyum kepada sesama saja sudah dapat membuat sesama kita merasa bahagia. Ketika kita sudah dapat membuat sesama kita merasakan yang namanya kebahagiaan berarti hal itu dapat membuktikan bahwa kita telah berhasil dalam membagikan kasih karunia Allah yang besar melalui perbuatan kita kepada sesama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun