Perangko masih sangat relevan menjadi sarana  pendukung optimalisasi kerjasama dan persahabatan masyarakat dan pemerintah antar bangsa. Demikian kesimpulan sarasehan yang dilangsungkan oleh Wisma Jerman dan Kantor Pos Surabaya, 22/2.Christian Kyrris,  mengatakan perangko Indonesia yang indah, menarik dan beragam dapat menjadi souvenir untuk para turis dan tamu negara. Christian sudah 30 tahun mengoleksi perangko Indonesia dan Jerman.
Pendapat Kyrris diamini  Lydia dan Dennis, sambil  mengisahkan meski kegiatan mereka yang khusus  mengoleksi perangko  kuno sempat terhenti, tapi semangat dan cinta pada perangko tetap bernyala.
Pada kegiatan berthema: "Germany-Indonesia Making Friends Through Stamps" itu, Dino Ariady, Kepala Kantor Pos Surabaya, menyampaikan selain untuk mendukung persahabatan, masyarakat dan pemerintah daerah dapat memanfaatkan perangko yang dikemas menarik sebagai cinderamata berbagai destinasi wisata di daerah. Semoga ke depan kita  bisa menghadirkan terobosan berupa souvenir yang informatif dengan photograf dan perangko dari heritage dan destinasi wisata, harap Dino.
Peserta sarasehan sepakat bahwa kemajuan teknologi komunikasi telah menyurutkan peran sentral perangko sebagai alat bayar porto, namun tidak dengan sendirinya menggeser peran dan fungsinya sebagai benda seni untuk investasi, sarana belajar mengajar, dan sumber informasi tentang sejarah, kekayaan alam, keanekaragaman budaya masyarakat suatu bangsa.
Dalam selingan sessi signing buku "Indonesia Through Stamps", Valentino Barus menyampaikan betapa gambar perangko yang dikemas itu telah hadir dan mendapat respon positif berbagai tokoh dan kelompok masyarakat internasional.
Mike Neuber, Direktur Wisma Jerman menyampaikan bahwa kegiatan kerjasama kebudayaan Jerman-Indonesia akan berlangsung dari tanggal 22 hingga 26 Pebruari 2020. Selain sarasehan juga akan berlangsung pameran perangko Indonesia-Jerman yang menggambarkan kekayaan dan keanekaragaman budaya, alam dan  berbagai aspek lainnya dari masyarakat ke dua negara.
Acara pembukaan dan sarasehan yang didukung Filateli Surabaya ini berlangsung meriah dengan menampilkan YPAB Angklung. Yayasan Pendidikan Anak Buta yang pernah ke Jerman ini mampu menampilkan beberapa lagu Jerman dan Indonesia yang memukau penonton (Valent).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H