Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mohon Maaf Lahir dan Batin

30 Agustus 2011   12:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:21 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaikan anggur dalam cawan Setiap teguknya menawarkan dahaga ketika semakin banyak diminum Kemabukan membuat tak sadar diri

Pujian sudah menjadi candu hidup Napsu memenjarakan akal sehat Kesombongan membutakan mata Ego menjelma menjadi penyakit akut

Sirna sudah mentari kejujuran Menggelapkan hati menjadi dengki Sinarnya membakar emosi jiwa Menyengat kulit pendaki keangkuhan

Kata menjadi pembunuh mematikan Lidah menjadi racun yang berbisa Mulut menjadi ringan berujar fitnah Tulisan menjadi kedok kemunafikan

***

Disaat lengah dan Terjerembab Teriakan membisingkan telinga Mengusik setiap jiwa yang mengalah Mencari simpati tak mau kalah

Menjerit dengan segala cara Menjebak si lemah dengan tipu daya Memenuhi hasrat Kepuasaan sesat

ketika sudah tak berdaya Apa yang mau dikata ? Airmata serasa percuma saja Sesak menekan dada Jiwapun menjadi hampa

penyelesalan Selalu datang terlambat

***

Kamu dan aku sama saja Kita semua tak ada bedanya Jejak itu meninggalkan bekas Menyisakan luka Dan sakit Menggores banyak hati tanpa perduli Semua karena kuasa ego diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun