Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Internet Juga Mengajarkan Pendidikan Seks

4 November 2011   02:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:05 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_146498" align="aligncenter" width="650" caption="Ilustrasi - cdn.crushable.com"][/caption]

Pernah berdiskusi tentang pendidikan seks ? Atau katakanlah ngerumpi tentang seks. Baik diantara sesama teman wanita atau pria. Mungkin anda belum pernah, tapi saya yakin sebagain besar orang dewasa pernah melakukanya walau dalam candaan humor.  Anda belum pernah ? Rugi ! hahaha

Karena  sering mengangkat topik teknologi informasi dalam berbagai diskusi, saya sempat mengikuti perdebatan bebera orang teman mengenai beberapa situs porno. Tentu saja diskusi ini bertujuan agar dapat dijadikan bahan pelajaran untuk mengawasi putra-putri mereka. Selang berapa menit, pembicaraanpun akhirnya mengarah pada pendidikan seks pada remaja. Saking terlalu tegang berdiskusi, dua teman saya nemuin jalan buntu. Masing-masing mengajukan argumentasinya, mulai dari kurikulum sekolah hingga batasan usia normal seseorang diperkenakan tentang seks termasuk materi yang diajarkan. Saya cuman bisa senyum-senyum saja. Gimana ga lucu, hanya lantaran soal usia saja mereka harus saling ngotot. Saya yang dimintain pendapatpun sempat bengong ga tau mau menjawab apa karena larut dalam perasaan geli melihat tingkah mereka.

Setelah didesak untuk berpendapat, dengan enteng saya menjawab , "ga perlu diajarin, anak sekarang sudah belajar sendiri di Internet".  Tentu saja pendapat saya ini membuat diskusi mereka terhenti dan malah menyerang saya. Hahaha. Ya jelas saja, mau ngomong usia kek, mau omong materi yang tepat kek, di internet ga kenal batasan gituan. Siapa yang pengen tau silahkan cari. Mau salahkan siapa kalo anak remaja yang sudah melek teknologi itu menemukan segala artikel tentang seks bertebaran bebas di internet. Mau marah siapa ? Mau marah pemerintah ga bolehin artikel seks bertebaran ? Ya ga bisa senenak perutnya. Lagian banyak artikel memang benar-benar mengajarkan tentang pendidikan seks. Mau batasin dan mengawasi anak ? Sampai dimana pengawasannya ? Melalui handphone saja mereka sudah bisa cari sendiri.

Tentu pendapat saya tadi bukan serta-merta menepis bahwa orang tua ga lagi berperan dalam soal pendidikan seks, namun justru orang tua dapat mengarahkan si anak agar dapat memilah-milah apa yang di ditemuinya serta memberikan pemahaman yang sesuai. Namun kalo untuk membatasi materi apa saja yang boleh mereka baca, sudah sangat sulit. Mudah-mudahan saja teknologi kedepan, dapat menggunakan pendeteksian usia agar artikel yang muncul dapat disesuaikan dengan usia si anak. Bukan saja soal hal porno namun juga kekerasan yang ga pantas dipelajari oleh sang anak.

Ah, kan bisa disetting komputer si anak agar ga melihat artikel yang berbau dewasa ? Ah masa sih, wong banyak artikel siluman yang bertebaran dengan yang ujung-ujungnya juga membahas soal ini. Masak keyword "cinta" juga diprotek ? Ok lah memang bisa, lalu apa mau provider internet/seluler juga memprotek hal yang sama ? Saya ga yakin mereka mau, karena kebutuhan orang dewasa seganya diakomodir juga. Jadi susah ya ? Yang jelas ga semudah cara berpikir orang awam. Kalopun mau harus diupayakan bersama-sama dengan pemerintah dan swasta yang memfasilitasi internet. Lalu gimana ? Ya itu tadi, arahin saja si anak agar bisa memahami apa yang diketahuinya lewat internet bukanlah sesuatu yang pantas ditiru. Selanjutnya awasi saja perilaku anak.

Bagaimana dengan orang dewasa ? Jangan ditanya, banyak juga yang gandrung menelusuri berbagai hal mengenai seks. Toh mempelajari hal seputar seks ga dibatasi usia, emangnya kakek-kakek dilarang mempelajari hal beginian ?  heheh. Saya berikan contoh konkrit saja deh, ada sepasang pasutri ingin mencoba berbagai gaya bercinta. Mereka sudah bosen dengan berbagai literatur bahkan film dewasa yang membahas soal beginian. Akhirnya mereka menemukan salah satu gaya bercinta, "Gaya Bercinta Kodok Menghalau Cicak". Jadi penasaranlah mereka, kemudian dipelajarilah dengan seksama. Mau contoh lain ? Ada seorang suami yang kebingungan memuaskan istrinya, kemudian dia menemukan artikel 10 langkah cara memuaskan wanita. Ga nunggu lama dia langsung mempraktekannya. Mau yang lebih heboh ? Ada yang mencoba ramuan bercinta sendiri karena mendapat artikelnya melalui internet. Ga percaya ? Nih saya kasih sekalian, ada obat ramuan alami untuk memuaskan wanita di ranjang. Di artikel itu menyebutkan beberapa ramuan yang dipadukan antara lain empedu pelanduk dan sedikit kayu manis. Mau tau sumbernya ya ? Hehehe. Ya udah sebagai contoh, ini salah satu linknya, klik di sini. Mau lagi ? Enak aja ! Cari aja sendiri. dah tau caranya juga :)

Ya, mau gimana lagi. Internet dengan bebas memberikan pengetahuan seks kepada siapa saja. Tergantung siapa yang membutuhkannya dan bagaimana memanfaatkannya. Sekarang kembali lagi ke kita semua bagaimana menyikapinya, terutama untuk mengarahkan remaja kita.

Semangat Pagi !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun