Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Humor

(Humor) Balada Pemerkosa

26 Agustus 2011   09:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:27 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Jaman sekarang, dimana himpitan ekonomi semakin dirasakan oleh rakyat kecil. Tidak sedikit orang menjadi stress dan berperilaku aneh. Perkembangan teknologi dan informasipun ikut memicu gangguan prilaku manusia. Ada yang berpendapat bahwa kemudahan memperoleh informasi secara bebas, turut memicu terjadinya pelecehan seksual hingga perkosaan.

Di sebuah kota yang tidak jelas, salah seorang duda yang bernama Roni memiliki kelainan didalam memenuhi hasrat dewasanya. Dia sering mengakses informasi dewasa melalui internet dan juga membaca buku-buku dewasa. Mungkin juga karena memiliki kelainan, Roni akhirnya harus berurusan dengan pihak kepolisian karena memperkosa anak dibawah umur. Dia harus digiring ke kantor polisi oleh beberapa warga masyarakat.


Polisi : Kamu memperkosa ya ?!
Roni : Tidak pak !
Polisi : Buktinya, ini masyarakat menuduhmu. Dan mereka punya saksi
Masyarakat : benar pak polisi, dia memperkosa anak dibawah umur
Polisi : Kamu dengar sendiri. Saya minta pengakuan anda yang jujur, kalau tidak anda akan ditindak lebih berat
Roni : Benar pak saya tidak memperkosa anak dibawah umur
Polisi : Lalu ? Yang benar!
Roni : Iya pak benar, tapi bukan dibawah umur pak
Polisi : Lalu ?
Roni : tapi.....dibawah kasur

Karena pengakuan roni ini, polisi harus mengumpulkan barang bukti. Salah satunya adalah ceceran dartah yang keluar dari hidung roni karena mimisan. Darah tersebut harus dicocokan dengan golongan darah Roni. kemudian Polisi memerintahkan polwan untuk mengambil sampel darah dari tubuh roni

Polwan : Anda berbaring di sini, saya harus test darah anda
Roni : (menjulurkan jari telunjuk kanananya)
Polwan : (menusuknya dengan jarum hingga keluar darah)
Roni : aduh
Polwan : (mengambil sampel darah yang keluar dengan pipet, namun setelah itu dia bingung karena tidak ada kapas atau yang sejenis untuk menutup bekas tujusksn jarum di jari roni, sedangkan darah terus mengalir)
Roni : Bagaimana ini mbak
Polwan : (karena gugup dan tanpa pikir panjang si polwan lalu mengisap darah yang keluar dari jari roni)
Roni : (roni terkesima melihat perjuangan mbak polwan)
Polwan : Sudah selesai anda boleh ke ruang pemeriksaan
Roni : Mbak polwan, apa gak sekalian saja saya di Test urin ?
Polwan : *PLETAK*


Setelah seminggu mendekam di tahanan, saatnya roni diajukan ke meja hijau. Pengacaranyapun menasehati dia

Pengacara : Kamu harus berkata jujur, karena hakim ini galak
Roni : Saya sudah tau Mas
Pengacara : Dia dapat memberatkan anda, karena orangnya emosional
Roni : Saya sudah tau mas
Pengacara : Dia itu hakim senior, dan matanya sedikit rabun, kamu bisa dilempar dengan palu hakim
Roni : Saya sudah tau mas
Pengacara : Dari tadi kamu sudah tau, kamu pikir saya menggertak anda ?
Roni : Hakim itu mantan mertua saya mas (*sambil cengir)
Pengacara : Wah so pasti kamu akan mendapat hukuman berat grrrrrrr

:) :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun