Setelah membaca beberapa refrensi, tentu saja dari berita mainstream dan sebagian dari media sosial. Saya memiliki kesimpulan awal, bahwa Konvoi Mobil Mewah ini menciptakan "Blunder", medorong langsung maupun tidak, pihak-pihak yang terlibat dalam masalah ini mengemukakan argumentasinya yang saya katakan "Ngeles".Â
Demikian juga, kejadian ini gak terlepas dari adanya privilage dari "oknum" aparat kepolisian kepada para pengendara yang menurut pemahaman saya tidak memiliki empati. Bukan saja mereka tetapi juga para "oknum" polisi lalu lintas yang bertugas dan menangai masalah ini.
Oleh karena itu, sebelum melanjutkan artikel saya, sebelumnya saya mencoba mengartikan terlebih dahulu istilah-istilah yang saya kemukakan di atas.Â
Dengan harapan penjabarannya dapat saya jelaskan, predikasi, analisis dan menyimpulkan apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana seharusnya masalah ini ditangani dengan benar sesuai aturan oleh penegak hukum, khususnya "oknum" polisi yang bertugas.
Yang awal dulu deh, tentang Kooperatif dimana menurut KBBI kooperatif artinya, 1. bersifat kerja sama 2. bersedia membantu. Mungkin yang dimaksud bekerjasama itu "tau sama tau" dan ada saling pengertian.Â
Sedangkan bersedia membantu bisa berarti berjanji gak mengulang lagi Kesalahan yang sama. Singkatnya, dapat saling memahi satu dengan lain lah. Atau ada maksud arti lainnya? Karena kontotasinya bisa jadi lain, dalam beberapa kasus.
Nah kemudian Blunder, bukan Blender ya. Dari laman kamus Oxford, blunder didefinisikan sebagai a stupid or careless mistake yang berarti kesalahan bodoh atau kesalahan yang ceroboh.Â
Jelas tindakan keduanya ceroboh. Si pengendara sudah tau ada aturan jelas pengguna tol tapi dengan sengaja "masa bodoh, sedangkan oknum polisi, ceroboh karena jelas ada pelanggaran aturan, kenapa gak ditilang?
Kalau Ngeles, bahasa gaulnya, yang sama dengan pengertian dengan KBBI yaitu "berkilah". Yang berarti, berusaha memutarbalikkan kebenaran (dengan menyangkal dan sebagainya); mencari-cari alasan.