Â
[caption id="attachment_316802" align="aligncenter" width="600" caption="(21cineplex.com)"][/caption]
Masih ingat ACI atau Aku Cinta Indonesia?  Film seri televisi yang populer di era tahun 1980-an  dan ditayangkan melalui TVRI ini merupakan hasil kerjasama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan Departemen Penerangan (PPFN), yang disupervisikan dan diproduksi oleh Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi pendidikan (Pustekkom Kemdikbud).
Terinspirasi dari serial televisi tersebut, di awal tahun 2014, oleh Qasthalani Citra Film, ACI diangkat ke layar lebar dengan judul Kau dan Aku Cinta Indonesia (ACI).
Â
[caption id="attachment_316803" align="aligncenter" width="300" caption="(21cineplex.com)"]
Walau lebih modern sesuai dengan perkembangan zaman, Film Kau dan ACI menampilkan potret persahabatan dan Keindahan Alam, dan tentu saja  masih mengangkat tema yang sama seperti Serial ACI yang dulu yaitu pendidikan dan pengembangan nilai-nilai kepribadian/karakter anak dan remaja, seperti: tanggung jawab, disiplin, kerja keras, kerjasama, toleransi, saling menghargai/menghormati, sikap bersaing sehat, persahabatan, dan sikap sportif.
Film ini mulai tayang di bioskop, Cinema XXI, sejak 16 Januari 2014 yang lalu, tersebar di  18 kota di Indonesia, yaitu  Balikpapan, Bandung, Batam, Bekasi, Bogor, Cikarang, Cirebon, Lampung, Malang, Medan, Palembang, Pekanbaru, Semarang, Surabaya, Surakarta, Tangerang, Ujung Pandang dan Yogyakarta.
Kalau dulu, dari judul ACI, dapat juga berarti singkatan dari ketiga tokoh utamanya, Amir (Agyl Syahriar), Cici (Dyah Ekowati Utomo) dan Ito (Ario Sagantoro). Â Maka Film Kau dan ACI juga menghadirkan tokoh utamanya dengan awalan yang sama yaitu Andi (Elang El Gibran), Cahaya (Zulva Maharani Putri) dan Ian (Imam Shihab).
Karena berhalangan hadir pada premier film tersebut, di XXI Planet Hollywood, Jakarta, Senin (13/01/2014). Melalui  press release tertulis yang dikirimkan Produser film Kau dan ACI, Mochamad Adning, melalui email, pada selasa (14/01/2014), Ia mengatakan bahwa  unsur pendidikan karakter dan nilai-nilai kepribadian anak dan remaja saat ini,  kini mulai sulit ditemui di kalangan mereka. Padahal hampir semua orang tua menginginkan anak-anaknya memiliki keturunan yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti baik.
"Jujur kita miris dengan maraknya film-film setan dan percintaan dewasa, sementara film yang dibutuhkan anak-anak begitu jarang. Makanya kita berinisiatif ingin membuat sesuatu yang lain dari film ini agar anak-anak kita punya tontonan yang menjadi tuntunan," ujarnya