Awalnya gak mudah "memaksa" Dennis untuk memulai tulisan perdananya. Sejak 21 Februari 2011, dia baru berani menerbitkan tulisannya pada 7 September 2011, dengan tema komputer yang kebetulan digemarinya. Sampai saat ini Dennis baru menghasilkan 3 tulisan, dimana tulisan terakhirnya telah dibaca sebanyak 5.779. Walau Dennis baru dapat menulis dengan refrensi pelajarannya di sekolah, namun kemauannya menulis terus medapat dukungan dari ibunya tercinta.
Niat menulis kompasianer muda yang lain, dapat kita lihat juga melalui karya Meisha Athaya, 15 tahun, putri sulung Kompasianer Neny Silvana ini telah menghasilkan 5 tulisan sejak 27 Maret 2011. 4 tulisan diantaranya adalah bertema fiksi, cerita bersambung dengan judul "Cinta Tak Boleh Dipaksa," yang cukup enak dibaca.
Ketiga anak muda ini menulis di Kompasiana tentu karena orang tuanya. Berbeda dengan Dwitasari dan Joshua Martin Limyadi, kedua remaja ini memang memiliki hobi dan bakat menulis yang baik. Mereka bergabung dengan kompasiana atas niatan sendiri dan mampu menghadirkan tulisan-tulisan yang berkualitas.
Kalau anda membaca tulisan Jo (panggilan akrab Joshua), anda dapat menilai sendiri kualitas tulisannya. Sebagai pendatang baru, awalnya Jo harus menyesuaikan diri dengan penulis-penulis dewasa lainnya. Menurut pengakuanya, gak semua menyambut kehadiranya dengan hangat
Anggapan yang sama juga dirasakan oleh Dwita. Pada awalnya bergabung, penulis muda yang piawai dalam menulis Fiksi ini diuji mentalnya dengan segudang pertanyaan. Karyanya-karya fiksi buah tulisannya diragukan oleh banyak orang. Bahkan banyak juga meragukan usianya, yang kala itu baru 16 tahun.
Saya cukup mengenal kedua kompasianer muda ini. Dwita maupun Jo kini telah berusia 17 tahun. Semangat menulisnya masih tetap ada, walau gak seperti awal-awalnya mereka bergabung.
Jo maupun Dwita pernah merasakan bagaimana berhadapan dengan kompasianer dewasa, bahkan Dwita sendiri sempat memberikan penilaian yang berbeda, menurutnya terdapat jarak antara generasi muda dan tua (senior). Sehingga penulis muda seolah-olah mendapat tempat dan perlakukan yang berbeda.
Saya gak tau apakah penulis muda yang lain memiliki anggapan yang sama. Namun yang pasti gak semua Kompasianer senior memperlakukan mereka seperti itu.
Mereka memang masih muda, kadang menulis dan berkomentar dengan emosi yang menyala-nyala. Ya seperti itulah mereka, dengan keberadaanya masing-masing.
Selain mereka di atas, mungkin masih banyak yang lainnya. Seperti beberapa siswi dari SMK Prudent School yang cukup banyak bergabung pada awal tahun 2012, antara bulan Januari dan Februari yang lalu. Mereka antara lain, Endah Fazriah, April Yanti, Adis Sastra, Ratna Sari, Indriani Sapitri, Dwi Andryati, Dhinar Dwi Putri, Putri Ayu Puspasari, Gita Ratna Cahya dan Henny Widia.
Sayangnya kebanyakan dari mereka hanya menghasilkan satu judul tulisan saja pada awal bergabung, kemudian menghilang sampai saat ini. Mudah-mudahan ini hanya sementara, semoga suatu saat nanti mereka akan kembali lagi menulis di sini.