[caption id="attachment_172745" align="aligncenter" width="590" caption="T.B. Silalahi (centroone.com)"][/caption]
Sosok  Tiopan Bernhard Silalahi (TB. Silalahi) pasti sudah dikenal banyak orang. Mantan menteri Orde Baru ini danggap sebagai orang yang tepat untuk menangani kemelut di tubuh Partai Demokrat (PD). Sebagai Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Demokrat dan Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat, beliau cukup tanggap terhadap problem partai, dan berani mengambil langkah-langkah tegas.
"Masak gak kenal T.B Silalahi ? Tinggal dimana kamu ?" Nah lho, kenal ya kenal, tapi apa hubungannya dengan "Malaikat Pencabut nyawa" ? Â "Ah sudahlah anggap saja begitu !" Nanti dulu jelasin dong, saya gak ngikutin berita-berita politik akhir-akhir ini, lagian gak tertarik banget.
Beberapa kalimat awal dari percakapan saya dengan seorang teman lewat Skype kemarin. Mungkin karena gak begitu ngikutin perkembangan kasus PD, saya berusaha bertanya banyak sama dia. Maklum saja, si kutu "Koran" dan buku ini kalau berkomentar agak "nyeleneh", makanya saya sering "usil" ngejar pernyataan-peryantaannya.
Memang ada apa sih dengan pak TB Sialahi ? "Ah kamu itu ketinggalan sekali. Dia itu orang kuat !" Ah masa sih ? "Ya kamu masih ingat pemberitaan media Australia dan bocoran Wikileaks tahun lalu ? Kan nama dia disebut-sebut sebagai orang yang dekat dan berpengaruh dalam keputusan SBY!" Ah ngawur kamu, itu kan udah dibantah ! "Walau dibantah, namanya juga media asing. Mampu membentuk opini publik. Jangankan kamu, saya juga gak tau kebenarannya. Tapi.. setidaknya sosok TB. Silalahi sudah dianggap begitu." Kok bisa ? "Nah ini dia, tadi kan saya bilang soal Malaikat itu, ya jelas ada kaitannya. Beliau adalah orang yang tepat dan bisa 'nakut-nakutin" " Bukannya waktu pengangkatan menjadi Komwas PD, beliau bilang karena alasan senioritas. Beliau ikut membangun PD dari awal ? "Ya bisa jadi begitu, tapi kan gak sembarang orang menduduki posisi itu. Komwas PD itu sebenarnya menjadi saluran kebijakan 'keras' SBY." Bukannya SBY terkenal santun ? "Nah kamu lagi, ya citra santunya harus dijaga, makanya dibentuklah Komwas ini !" Lalu ?
Diapun membeberkan beberapa alasannya, dan tentu saja saya hanya bisa mendengarkannya saja. Maklum saja kurang referensi. "Begini deh, kita coba lihat jabatan pak TB Silalahi sebelumn dan saat in. Coba kamu Wikipedia, cari !" Sayapun lalu membuka Wikipedia dan mendapati beberapa jabatan TB. Silalahi antara lain Penasehat Khusus Presiden RI (2004 - 2006), Utusan Khusus Presiden RI untuk Timur Tengah (2006-sekarang) dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang Hankam (2006 - sekarang).
"Nah udah baca belum ?" Udah, apa hubunganya ? "Bukan sembarang orang menjabat utusan khusus untuk Timur Tengah. Selain orang yang memiliki akses ke sana, khususnya Israel dong." Ah kamu ngawur saja ! "Lho coba dianalisa lagi deh, apalagi terkait Wikileaks dan media Australia itu, jelas hubungan pak TB Silalahi mesra dengan Amerika Serikat dan tentunya kroninya Israel !" Kamu udah jauh nih, lalu apa hubunganya dengan jabatanya sekarang ? "Ya selain benahi partai, beliau juga bisa menjadi pengaman partai sekaligus SBY dari tangan usil asing." Asing siapa ? "Halahh sudah dijelaskan juga ! Apa kamu buta ya, negara kita saja pernah digoyang sama mereka. Belum lagi negara-negara lain. Masih belum mengerti juga ?" Belum tuh ! "Ya sudah, gak usah dibahas. Yang pasti, menurut saya posisi ini sangat amat strategis untuk pencitraan PD sekaligus pengamanan PD untuk ke depan !" Itu asumsi kamu kan ? "Ya namanya juga orang menganalisa, boleh dong.!" Baiklah, suka-suka kamu saja !
Lalu apakah kamu jamin Pak TB. Silalahi mampu mengatasi masalah PD ? "Setidaknya beliau berani, dan pasti pak SBY mendukung langkah-langkahnya. Beliau ini orang kepercayaan tau !" Iyalah, jelas dengan posisi-posisi pentingnya. Tapi kamu belum menjawab, apakah beliau mampu mengatasi masalah PD ? "Kalau menurut saya, mampu melibas kader nakal sih iya. Beliau akan membuktikan itu. Tetapi untuk mengembalikan citra PD dimata publik, masih kurang jelas. Yang pasti nih, pamor SBY kan masih kuat kan, dengan perimbangan langkah pak TB Silalahi nanti akan mampu memberikan sokongan terhadap citra partai ke depan." Apa kamu yakin ? "Ini kan asumsi saya ! Jelas-jelas dunia politik dapat berubah setiap saat. Namun tujuan ke arah itu ada. Masak sih SBY dan pengurus PD lain gak mampu mengatasi kader-kadernya ? Ini karena sudah lampu merah, oleh karena itu pak TB Silalahi lah orang yang tepat !"
Saya masih belum bisa memahami analisanya tetapi kalo menilai posisi dan sosok Letjen (purn) TB. Sialahi saya sih setuju saja kalo beliau memang berpengaruh. Lalu bagaimana dengan "Malaikat Pencabut Nyawa" tadi ? Â "itu pendekatan istilahku saja, siapa sih yang bisa menolak kematian ? Gak ada kan ? Nah bagi saya, kader-kader PD yang nakal dan 'mbalelo' sudah diambang kematian alias sebentar lagi akan berakhir karir politiknya di PD Â dan yang mengeksekusi secara tidak langsung adalah pak TB. Sialalhi ini !" Tapi istilah kamu itu melenceng jauh ! " Ah ini kan pendekatan saja, agar kelihatan sangar karena posisi dan keberdaan pak TB. Silalahi yang berpengaruh itu kang mas ! Hadehh !" Oh ok baiklah.
Memang sudah ada langkah-langkah tegas yang beliau ambil ? "Ya ela, baru juga beberapa minggu setelah beliau diangkat, beliau sudah mengantongi nama-nama yang bakal dicabut 'nyawanya' dan sudah merekomendasikan kepada ketua umum PD. Belum lagi beliau sempat memanggil kader-kader yang overtalk, misalnya Ruhut Sitompul, Â Ajeng Ratna Suminar dan Jemmy Setiawan. Nah yang terakhir ini malah mau memboikot media."
Oh begitu, lalu masalah kasus korupsi dan penyuapan ? "Kalau kasus korupsi Wisma Atlet SEA Games Palembang, Angie kan bentar lagi divonis. Sedangkan masalah suap Kongres Demokrat di Bandung tahun 2010, Komwas sudah memanggil Diana Maringka dari Minahasa." Tujuanya apa ? "Ya membongkar atau suruh diam ! Kalo gak ya kena sangsi partai. Ini kan politik !" Diam untuk ? "Ya ampun, ya jelas lah. Daripada teriak-teriak di luar yang menjelekan nama partai, mendingan datang dan cerita apa adanya. Ujung-ujungnya kan bisa dibicarakan" Lalu hasil akhirnya ? "Tujuan umumnya menyelamatkan muka partai dan tentu dalam rangka itu pula akan menyelematkan Anas !" Kok bisa ? "Ya bisa saja. Para kader ini kan saling lirik, bisa saja Anas di depak. Jadi TB. Silalahi, bisa menyelamatkanya. Kamu pikir saja, kalau Ketum PD dijatuhkan, apa jadinya citra partai ?" Tapi apakah dia bisa dicopot ? "Bisa saja, tergantung perkembangan !" Â Ah, mumet ikutin analisa kamu hehehe