Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

"Incidental Learning," Cara Anak Belajar Meniru Perilaku Orang Tua

6 Februari 2012   17:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:59 1421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_168869" align="aligncenter" width="650" caption="Ilustrasi (vyvyennebedside.blogspot.com)"][/caption]

Walau Qila baru menginjak usia 3 tahun, tetapi pertanyaannya selalu membuat ibunya kelabakan untuk menjawab. Belum lagi kata-kata spontan yang dia ucapkan selalu membuat ibunya terheran-heran. Ketika si kecil yang lucu ini kedapatan melakukan kesalahan, sang ibu tentunya akan bertanya sebelum menegur dan menasehatinya. Ketika menjawab, Qila akan 'berpikir keras' mencari-cari alasan agar dia tidak dimarahi. Melihat tingkah polahnya dengan tampang innocent, ibunya hanya bisa 'gemas' dan menciumnya sebelum menegur dan menasehatinya.

"Omm, Qila sekarang udah bisa 'ngeles' !  Bingung aku ngadepinnya," kata ibunya pada percakapan singkat melalui chat messenger beberapa hari lalu.

Membaca kalimat tersebut, saya hanya bisa tersenyum dan memberikan pernyataan singkat, "Mamanya kali yang ngajarin !"

Tak berselang lama, sang ibu yang kebetulan juga sahabat saya  terlihat berpikir lama, seolah-olah mencari-cari jawaban yang tepat. Namun kemudian dia menjawab, "Iya kali ya, soalnya aku kadang begitu juga sama papanya !"

Nah lho ! like Mother like daughter. Jawaban jujur dari seorang ibu muda yang 'nyentrik' ini. Sayapun tersenyum kemudian kami melanjutkan phone conference bersama ibu muda yang lainnya untuk mendiskusikan putri kecil mereka.

Terbongkarlah sudah, rahasia para ibu muda ini. Putri-putrinya ternyata banyak meniru perilaku mereka. Yang satu suka 'ngeles' yang satunya cukup unik "gak bisa diam".

"Khina gak bisa diam, bentar-bentar main otopet, belum lima menit udah ngutak-atik komputer. Eh lima menit kemudian udah main yang lainya. Berlari kesana dan kemari. Dia hanya bisa diam 5 sampai 10 menit.  Di sekolahan juga begitu. Gak bisa diam pokoknya. " kata sang ibu yang memang terkenal juga gak bisa diam ini. Bahkan saya sendiri memanggil sahabat terbaik ini 'ilan' alias 'pethakilan'. Lha jelas saja, masak untuk membawa dokumen dari satu meja ke meja lain di kantornya, harus ditempuhnya dengan berlari. Padahal jaraknya tidak jauh dari meja kerjanya.

Mendengar cerita ilan sayapun bertanya, "Apa kamu di rumah juga begitu tingkahnya ?"  Dengan santai dia menjawa, "kadang-kadang sih, tapi... sering kali ya. Tapi ya gak kayak khina. Aku masih bisa diam, walaupun gak lama juga!"

Wah ! Yang satu terlihat dari cara berujar dan bertutur kata, sedangkan yang satunya terlihat dari aktvitas fisiknya. Apakah pola anak-anak ini meniru ibunya ataukah memang sudah pembawaannya. Saya kurang tau. Namun yang pasti, kedua ibu ini mengakui bahwa sedikit banyak perilaku mereka ditiru oleh anak-anak mereka.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun