Tanpa bermaksud menggurui kedua sahabat saya ini, saya berusaha memahami keadaan mereka masing-masing. Saya percaya bahwa mereka dapat mengatasi berbagai hal lain yang terjadi pada anak-anak mereka.
Menurut Dr Benjamin Spock, melalui majalah Parenting. Anak-anak memang belajar banyak dari pendidikan formal,  tetapi mereka juga dididik dengan mengidentifikasi kebiasaan di lingkungannya, terutama meniru orang tua mereka. Cara belajar seperti ini disebut sebagai "Incidental Learning'".
Menurutnya, melalui pembelajaran insidental anak-anak mengembangkan cara atau pola dasar untuk bertahan hidup jauh sebelum mereka memasuki dunia sekolah formal. Â Belajar insidental berlangsung sepanjang hidup anak. Guru pertama seorang anak adalah orang tuanya, dan mereka adalah inspirasi yang paling utama dan berpengaruh.
Ketika anak memperhatikan lingkungannya, mereka mulai meniru perilaku orang lain selain orang tua mereka. Mungkin saja di sekolah mereka ketika memperhatikan perilaku teman dan anak lain yang usianya lebih tua. Namun lebih daripada itu, orang tualah sebagai penentu dasar sikap dan perilaku anak itu sendiri. Setidaknya dalam hal-hal tata krama, bahasa dan fashion.
Belajar insidental di rumah juga mempengaruhi bagaimana seorang anak akan tampil di sekolah. Misalnya, cara terbaik untuk menanamkan kecintaan buku pada anak-anak adalah dengan cara membaca sebuah cerita kepada mereka dan menunjukan kepada mereka bagaimana orangtua menikmati sebuah buku.
Jika orangtua ingin agar anak mereka belajar insidental, mereka harus mengupayakan perilaku mereka agar bermanfaat untuk anak. Seperti bersikap sopan, kooperatif, suka membantu, murah hati dan penuh kasih. Paling tidak mereka harus sesering mungkin menunjukkan kualitas perilaku mereka agar ditiru sang anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H