Mohon tunggu...
Valentia Atiyatna
Valentia Atiyatna Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

panggil saja Nana. Independent and strong women. Wanita sederhana dan biasa2 saja yang senang berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Asli arek Jember tapi punya darah Ngayogyakartahadiningrat.\r\nSeorang penikmat musik, film, kopi, dan bakso. Pencinta seni dan sastra yang tersesat dalam lingkaran rumus dan logika.\r\nKata adalah sebuah media. Satu kata bisa memiliki banyak makna, tergantung dari sisi mana kita mendefinisikannya.\r\ntwitter: @Na_Wae

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Penyelamatan Kecil

4 September 2012   15:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:55 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore hari tadi ada kebahagiaan kecil yang menyelimuti hati saya.

Ini memang sepele, namun bagi saya ini luar biasa.

Sore tadi sewaktu akan mengepel lantai rumah, tiba-tiba bapak saya datang, setengah berteriak sambil membawa sesuatu. “Bapak dapat kelelawar..!” seperti itu yang saya dengar. Mendengar hal itu, saya dan ibu langsung berlari ke arah beliau. “Dapat dimana?” kata ibu, “Kok diikat sih?” saya menimpali, “Dilepas aja, kan kasian” kata ibu, “Iya, bapak ini.. kan kasian.. dilepas aja wes” tambah saya tanpa menunggu penjelasan dari bapak. “Lha ya ga tau.. Wong tadi tau-tau udah kayak gitu.” bela bapak. “Kerjaan siapa sih ini..?” gerutu saya sambil berusaha melepas ikatannya. “Jangan dilepas” kata kakak saya tiba-tiba, “Iya.. biarin aja.” tambah bapak. “Waduh kalian ini.. aku kan pecinta binatang, piye to.. kok ga mendukung” omel saya sambil sedikit emosi. Melihat saya sudah sedikit berang, mereka perlahan mulai meninggalkan saya sendirian dengan si kelelawar.

[caption id="attachment_210524" align="aligncenter" width="300" caption="si kelelawar yang masih terikat"][/caption]

Saya letakkan kelelawar tersebut di batang pohon Salam dan saya ikat ujung yang lain, dengan maksud agar si kelelawar jangan kabur dulu, lalu saya menyelesaikan pekerjaan saya terlebih dahulu. Setelah selesai mengepel, saya ambil gunting dan mulai beraksi.

Agak susah rupanya memotong talinya, dibuka pun sulit karena berupa simpul mati dan tali yang digunakan adalah tampar yang sangat kecil, satu-satunya jalan adalah memotongnya. Tapi memotong ini pun perlu ekstra hati-hati, sebab yang diikat adalah kaki (dekat dengan jari) si kelelawar.

Agar bisa terpotong maka perlu memegang si kelelawar dan saya lupa bahwa kelelawar itu menggigit. Segera saya ambil sarung tangan dan saya lanjutkan misi. Saya pegang kelelawar itu, saya letakkan di telapak tangan kiri saya. Kemudian saya pegang kakinya yang terikat dan sedikit demi sedikit mulai memotong talinya. Si kelelawar berusaha untuk lepas. Kait pada sayapnya melekat pada sarung tangan. Sebagai sikap melawan, si kelelawar menggigit saya, namun untungnya saya memakai sarung tangan dan si kelelawar masih anak-anak, jadi gigitannya tidak melukai saya.

Tak lama tali pun terpotong. Kaki si kelelawar sudah terbebas. Saya letakkan di tanah, namun si kelelawar belum dapat terbang. Mungkin karena kakinya mengalami trauma jadi mempengaruhi gerak sayapnya. Saya letakkan di pohon rambutan dan secara perlahan dia mulai merangkak naik.

Mungkin saat ini si kelelawar kecil belum dapat terbang. Tapi apapun itu, dia sudah terbebas.

Sekalipun kelelawar adalah hewan liar namun dia juga punya hak-haknya sebagai hewan yang patut kita hormati kebebasannya.

Dan menyelamatkan seekor diantaranya sore tadi membawa kebahagiaan tersendiri dalam hati saya.

[caption id="attachment_210526" align="aligncenter" width="300" caption="mulai merangkak naik :)"]

13467734191260779614
13467734191260779614
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun