Berkat internet dan media sosial, campaign tersebut diikuti oleh berbagai masyarakat di dunia. Fenomena ini kembali menyegarkan ingatan kita tentang isu rasisme di dunia.
Mari kita mundur sejenak dari kasus George Floyd. Gerakan Black Lives Matter mulai populer pada tahun 2014. Kasus yang menjadi pemicu viralnya gerakan ini adalah kematian remaja berkulit hitam bernama Michael Brown. Dia tewas ditembak oleh seorang polisi bernama Darren Wilson pada Agustus 2014.
The Best of Enemies (2019) membuka mata kita tentang gerakan yang sejak dulu dilakukan untuk memerangi rasisme. Jauh sebelum Black Lives Matter hadir, Ann Atwater dan berbagai tokoh lainnya telah memperjuangkan isu rasisme. Namun, jika gerakan serupa terus menerus muncul, ada indikasi bahwa permasalahan ini belum sepenuhnya selesai.
Kesadaran akan isu rasisme harus dimulai dari diri kita sendiri. Kita adalah manusia yang setara dan pandanglah orang lain seperti diri kita sendiri. Mari mulai mengasihi sesama tanpa memandang perbedaan apapun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H