Hai Kompasianer! Bagaimana kabarnya nih ? Semoga tetap semangat dan sehat selalu ya. Pada artikel kali ini, penulis ingin memperkenalkan jajanan pasar yang sangat terkenal di dalam negeri maupun di luar negeri yang berada di Yogyakarta nih, yaitu Lupis Mbah Satinem.Â
Kebetulan penulis yang merupakan perantau di Daerah Istimewa Yogyakarta ini tentunya selain berkuliah, juga sambil menikmati dong ragam wisata di Yogya apalagi kulinernya yang enak dan murah-murah polllll!!!!.Â
Kebetulan lewat nih di fyp Tiktok penulis, salah satu jajanan pasar yang terkenal di Yogyakarta yaitu Lupis Mbah Satinem. Tanpa pikir panjang, penulis langsung cusss berniat untuk merasakan Lupis Mbah Satinem ini.
Nah, beberapa waktu lalu penulis berkesempatan untuk mencicipi langsung jajanan pasar, Lupis Mbah Satinem yang terkenal dan melegenda itu. Selepas melaksanakan shalat subuh, penulis langsung bersiap-siap dan tancap gas ke lokasi Mbah Satinem biasa berjualan. Mbah Satinem biasanya menjual lupisnya di depan Optik Yogya, Jalan Bumijo, Kecamatan Jetis, Daerah Istimewa Yogyakarta.Â
Jika dari kostan penulis yang berada di Jalan Sorowajan Baru, hanya butuh waktu kurang dari 20 menit untuk sampai ke lokasi Mbah Satinem berjualan. Dari pusat kota Yogyakarta sendiri, penulis rasa kurang dari 10 menit kompasianer sudah bisa mendatangi Lupis Mbah Satinem. Di Google Maps juga ada kok, tinggal kompasianer search saja deh.
Sekitar pukul 05.00 WIB pagi, penulis akhirnya sampai ke lokasi Mbah Satinem berjualan. Penulis sempat merasa terkejut, karena penulis merasa sudah paling pagi untuk datang. Ternyata sudah banyak pembeli yang datang lebih dahulu dari penulis demi mencicipi cita rasa khas jajanan pasar Lupis Mbah Satinem ini. Nah, ketika penulis sampai di lokasi, penulis dan pembeli lainnya tidak serta merta langsung bertemu dengan Mbah Satinem.Â
Kami semua harus menunggu lagi hingga Mbah Satinem datang. Sekita pukul 05.45 WIB, suami Mbah Satinem datang terlebih dahulu yang ternyata untuk membagikan nomor antrian. Iyap, ternyata demi menjaga ketertiban antar pembeli, Mbah Satinem menyiapkan nomor antrian untuk itu. Penulis pun mengambil nomor antrian tersebut dan mendapatkan antrian ke-15.
Tak selang beberapa lama, Mbah Satinem pun datang bersama anak perempuannya membawa lupisnya yang ditunggu-tunggu oleh penulis dan para pembeli lainnya. Mbah Satinem dibantu anaknya langsung menyiapkan berbagai bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat lupis.Â