Mohon tunggu...
Valencia SatucintaTita
Valencia SatucintaTita Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

INFP

Selanjutnya

Tutup

Film

Efek Samping Perbedaan Genre pada Film

16 Oktober 2024   21:51 Diperbarui: 16 Oktober 2024   21:58 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Turning Red (2022) menjadi film pertama yang akan dianalisis. Film animasi yang menggabungkan genre drama, komedi, serta keluarga. menceritakan seorang remaja yang bernama Mei Lee yang secara tiba-tiba berubah dari manusia menjadi panda merah raksasa. Faktor utama ia berubah adalah ketika ia merasa emosional alias marah. Hal ini sulit untuk Lee hindari karena ia sedang dalam masa pubertas. Dalam masa Mei Lee pubertas ini, penonton dibuat eksplorasi dengan momen emosionalnya, kekeluargaan serta pertemanan Mei Lee yang komedi, dan didukung dengan elemen animasinya (Alpina & Rozi, 2023)

Keberagaman genre yang diambil oleh Turning Red (2022) memberi pengaruh terhadap proses produksinya, yang dimana alur cerita yang dirancang perlu dikembangkan dengan teknologi animasi yang bisa terbilang kompleks. Ekspresi sangat bermain pada film ini. Genre komedi, perlu menampilkan ekspresi yang mendukung karena akan bermain dengan selera humor seseorang. Di bagian lain terdapat kesulitan lain, yang berupa implementasi sektor fantasinya. Pada bagian Mei Lee berubah menjadi panda merah, untuk menciptakan gerakan dan perubahan yang realistis perlu adanya teknik edit yang mendukung. 

Untuk distribusi bagi genre di film ini, dapat dinikmati lewat platfrom streaming, yaitu Disney+. Dikarenakan film ini diproduksi pada era pandemi, kelonjakan jumlah penonton terjadi. Penonton banyak menghabiskan waktu melalui menonton via online (di dalam rumah) dari pada melalui bioskop. Cara ini menjadi efektif untuk aksesbilitas film Turning Red (2022) sehingga jumlah konsumsi bisa lebih optimal.

Sebagai film dengan jumlah genre yang banyak, selera penonton juga bisa lebih terpenuhi. Diketahui jika masyarakat pasti memiliki selera yang berbeda-beda. Maka beragamnya genre didalam satu film, membuat penonton bisa lebih eksplor lebih banyak. Dengan mengkolaborasi genre keluarga, komedi, fantasi membuat segala umur bisa menikmati film ini. Beragam genre pada film tidak hanya bisa berpengaruh pada produksi, distribusi, dan konsumen, tapi juga berpengaruh pada alur ceritanya. Genre yang ditentukan banyak, maka alur cerita juga bisa beragam. Keseluruhan cerita dalam film dikontrol oleh genre, maka ketika genre yang ditentukan banyak alur cerita juga perlu dirancang dengan detail agar tidak ada kerumitan pemahaman dari penonton.

Kemudian film kedua yaitu Kung Fu Panda 4 (2024). Berdasarkan Internet Movie Database (IMDb), film ini menggabungkan genre aksi, petualang, serta fantasi. Cerita yang diangkat dari film ini adalah bagaimana Po, seorang panda mendapatkan tantangan dengan melawan musuh yang terbilang cukup kuat sehingga ia teruji dalam kemampuannya sebagai master. Film ini juga memiliki pengaruh dalam proses produksinya, yang dimana film ini memiliki sekuel yang cukup banyak. Sehingga tim produksi terdorong untuk selalu berkembang. Dari teknologi animasinya perlu dibuat untuk semakin realistis disetiap sekuel barunya. Proses realistis dari interaksi setiap karakter juga akan dinilai oleh penonton.

Pembeda film ini dari film sebelumnya ialah unsur mitologinya. Film Kung Fu Panda (2024) mengankat unsur mitologi yang dimana ini menguji agar gimana caranya masyarakat modern masih bisa tetap merasa nyaman walaupun memang sudah bukan masanya. Untuk distribusinya, film ini bisa diakses lewat bioskop. Untuk saat ini film belum tersedia di platfrom streaming, maka penonton hany abisa mengakses ketika masa tayang di layar lebar. Namun keaneka ragaman dari genre yang ada, membuat berbagai usia pula yang dapat menikmati film ini.

Film terakhir yang akan dianalisis yaitu Hotel Transylvania: Transformania (2022). Pada film ini, penonton akan masuk ke dalam dunia yang berisikan hal fantasi yaitu monster. Penonton akan diberi berbagai bumbu pengalaman, menurut Internet Movie Database (IMDb) genre yang diberikan pada film ini yaitu, horor, Sci-Fi, serta fantasi. Film animasi yang dibumbui dengan horor ini akan menciptakan pengalaman unik untuk penonton. Film ini dituntut untuk memberikan animasi yang ceria, dikarenakan film ini merupakan film kartun yang ditujukan untuk anak dibawah umur. Maka visual diperlukan untuk membuat konsep filmnya tidak terlihat menakutkan walaupun ber-genre horror.

Distribusi film ini bisa diakses oleh masyarakat global pula. Tersedia di platfrom streaming yaitu, Prime Video. Film ini juga masa penayangannya di era pandemi. Maka peningkatan konsumsi terjadi dikarenakan masyarakat sedang marak menonton via streaming, bukan keluar rumah untuk ke bioskop. Film ini juga memberikan alur cerita yang fleksibel sehingga segala kalangan umur dapat menikmati filmnya.

Sehingga, pada intinya film dengan beragam genre bisa memperngaruhi setiap bagian dari film. Dimulai dari produksinya, distribusi, penonton, hingga alur cerita.

Referensi: 

R.A. Vita. N.P.Astuti. Ph. D. (2022). Buku Ajar Filmologi Kajian Film. UNY Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun