Salah satu implementasi Hibah DRTPM Kemendikbud Ristek Tahun 2024 adalah dengan melakukan pengembangan kewirausahaan pesantren berbasis green economy yang bertempat di pondok pesantren fastabiqul khoirot desa Larangan kecamatan Kembaran kabupaten Banyumas. Menurut ketua pengabdian masysrakat Dr. Darojat kegiatan pengembangan kewirausahaan ini dengan melakukan pelatihan budidaya melon hidroponik. Kegiatan yang dinamai sinau bareng budidaya melon ini dilaksanakan pada hari sabtu, 14 September 2024 bertempat di aula pondok pesantren fastabiqul khoirot yang di ikuti oleh 20 santri pondok pesantren. Budidaya melon merupakan jenis usaha tani yang perlu mendapat prioritas utama diantara tanaman-tanaman hortikultura karena produk melon sangat digemari masyarakat.
Budidaya melon sangat bergantung pada cuaca karena sangat rentan terhadap penyakit pada musim hujan. Sebagian besar budidaya melon menggunakan air sumur atau pompa air untuk memenuhi kebutuhan air, karena lahan yang ditanami melon adalah lahan kering. Dengan demikian kebutuhan biaya yang diperlukan cukup tinggi dan dapat mengurangi keuntungan. Berkaitan dengan hal tersebut perlu dilakukan inovasi dalam budidaya melon, diantaranya melalui sistem hidroponik. Salah satu sistem yang dapat digunakan untuk penanaman di dalam green house adalah sistem hidroponik.
Menurut Yongki Fajar Maulana selaku narasumber pelatihan mengatakan sistem tanam hidroponik memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah kebersihan lebih mudah terjaga, pengolahan media dan gulma lebih mudah dilakukan, penggunaan pupuk dan air sangat efisien, tanaman dapat diusahakan terus tanpa tergantung musim dan tanaman dapat berproduksi dengan kualitas tinggi.
Mintaraga Eman Surya selaku pimpinan pondok pesantren  fastabiqul khoirot menyambut baik pelatihan budidaya melon hidroponik ini, semoga nantinya bisa diaplikasikan budidaya ini sehingga akan memberikan dampak positif di pesantren berupa pendapatan dari penjualan melon ini.
Menurut Teguh Pribadi selaku anggota tim pengabdian masyarakat bahwa penanaman melon ini akan bisa dipanen kisaran 70-80 hari. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap proses dari menanam hingga panen, seperti pasokan air untuk membawa nutrisi harus terus mengalir sehingga diperlukan listrik yang non stop sela,a 24 jam. Harpannya dengan pelatihan ini santri dipondok pesantren bisa melakukan budidaya melon secara mandiri dan kedepannya bisa menjadi pilot project pengembangan kewirausahaanpesantraen berbasis green economy.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H