Mohon tunggu...
Kisty Merryant Valdez
Kisty Merryant Valdez Mohon Tunggu... -

"gadis yang baru melihat dunia .\r\ndan akan terus memperdalam ilmu sampai ajal menjemput"\r\n\r\ncollege student . AB Bloodtype . UNSOED COMMUNICATION . water is my life

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar lah agar kamu menjadi manusia yang berharga !

22 Januari 2015   19:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:35 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

B.E.L.A.J.A.R
mungkin mendengar kata ini, seorang sudah membayangkan betapa membosankannya kegiatan ini. Kegiatannya hanya seperti,membaca,menulis,mendengarkan guru yang menjelaskan sesuatu sampai mengantuk. Namun sebenarnya belajar itu tidak memlilki arti sesempit itu, belajar bukan hanya sebatas menghapal teori tertentu atau mengetahui rumus-rumus matematika. Tapi lebih dari itu. Belajar merupakan proses untuk berkembang menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Menurut Hillgard & Bower dalam theories of learning, seperti dikutip Purwanto (1998), mengemukakan, “ Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentuyang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dan perubahan tingkah laku tersebut tidak dapat dijelaskan atas dasar kecendrungan respons pembawaan,kematangan, atau keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan atau dalam penngaruh obat).

Muncullah pertanyaan kenapa sih kita harus belajar?

Sebab kita adalah manusia yang merupaka makhluk berakal dan hal itu yang membedakan kita dengan makhluk lain. Manusia perlu menggunakan akal pikiran mereka untuk bertahan hidup. Dengan cara apa ? yaitu dengan cara belajar . belajar untuk menyesuaikan tingkah laku dengan perkembangan zaman yang melaju dengan cepat seperti busur panah. Kalau kita tidak mengembangkan diri kita dan malas belajar tentu kita akan tertinggal dan tergilas zaman. Belajar banyak macamnya , sperti yang dikutip dari Alex Sabour dari bukunya psikologi umum (2011). Yaitu :

1.Belajar abstrak : belajar cara berpikir abstrak dan peranan akal disini sangatlah penting seperti belajar tauhid,astronomi,kosmografi, dan matematika.

2.Belajar ketrampilan : belajar yang bertujuan memperoleh keterampilan tertentu dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik seperti olahraga,melukis,dll.

3.Belajar sosial : belajar akan pemahamannya terhdp nilai-nilai sosial.

4.Belajar pemecahan masalah : belajar pemecahan masalah secara logis.

5.Belajar rasional : belajar menggunakan strategi akal sehat untuk menghadapi masalah apapun.

6.Belajar kebiasaan : proses pembentukan kebiasaan . dalam hal ini perlu motivasi yang besar dan ketekunan dalam mengubah kebiasaan atau membentuk kebiasaan baru.

7.Belajar apresiasi : belajar mempertimbangkan objek tertentu tujuannya agar individu memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa contohnya dapat mengapresiasi seni atau musik.

Dengan belajar kita bisa mempertajam nalar kita. Hal itulah yang membedakan antara orang yang terpelajar dengan yang tak terpelajar.Dua ahli pemikir kenamaan ,Cicero pemikir kenamaan zaman Romawi dan shakespears tokoh pemikir inggris, menghubungkan penalaran masing-masing dengan kebijaksanaan dan intelektualitas.

“orang yang bijaksana diperintah oleh penalaran, yang kurang berpengetahuan oleh pengalaman, orang yang paling dungu oleh kebutuhan, dan hewan oleh alam”

Cicero menunjukkan bahwa yang membedakan manusia yang bijaksana dari yang lainnya adalah penalaran. Ia diperintah oleh pikiran, bukan oleh emosi. Pikiran yang harus dominan,yang harus menekan perasaan (feeling). Segala kegiatan dituntun dengan pikiran, bukan dikendalikan oleh emosi. Sedangkan berdasarkan pendapat aristoteles, jika makhluk berwujud manusia, tetapi kerjanya hanya makan dan membuat keturunan semata-mata, taraf kejiwaannya sangat rendah, tidak ada bedanya dengan hewan dan tumbuh-tumbuhan. Lalu, jika ia hanya melakukan pengindraan terhadap lingkungannya, dan bergeraknya semata-mata didorong oleh nafsu, maka taraf hidup manusia itu tidak lebih dari binatang.

Jelas bahwa nilai manusia itu dinilai dari pikirannya. Kalau kita hubungkan maka pikiran kita layaknya mata intelektual kita. Agar dapat melihat , maka dibutuhkan belajar untuk menerangi hidup kita. Belajar bisa darimana saja . kita bisa memanfaatkan semua indera kita. Namun belajar bisa lebih efektif apabila kita banyak membaca dan menambah wawasan dengan kegiatan tersebut. Ada pepatah yang bilang “ buku adalah jendela dunia”. Dengan membaca kita dapat mengetahui apa pun dan meningkatkan kemampuan nalar kita.

Bahkan media cetak mengajarkan kepada bangsa barat untuk mengatakan,” Damn the torpedoes, full steam ahead.” Seperti yang dikutip dari pendapat Mcluhan dalam Effendy(2007) yang menganggap kepandaian membaca merupakan anugerah yang teramat potensial. Jadi jika kita interpretasikan ungkapan tersebut berarti sama seperti “ biarlah anjing menggong-gong, kafilah akan berlalu” yang bermakna “biarkan televisi, video ,dan lain-lain bermunculan , kami akan membaca terus.

Lalu bagaimana dengan bangsa indonesia?

Maka bisa kita liat sendiri dan jawab sendiri pertanyaan di atas bagaimana moral bangsa ini. Namun tentu untuk mengubah perilaku kita menjadi lebih bermakna kita harus belajar. Dari mana saja,dari siapa saja dan kapan saja. Dan tentu jangan lupa untuk terus membaca. Kalau kita malas, maka ingatlah sekali lagi, bahwa belajar adalah kegiatan yang berulang-ulang untuk mengembangkan diri kita agar menjadi karakter yang kuat. Menurut teori psikologi agar suatu menjadi kebiasaan baru bagi diri kita, maka lakukanlah kegiatan itu berulang-ulang secara konsisten selama 21 hari. Maka itu akan menjadi kebiasaan barumu. Mungkin mengawali kegiatan belajar susah apalagi buat membaca itu berat banget, tapi lebih berat lagi kalau kita jadi orang yang tertinggal dan banyak gak mengerti di zaman sekarang. Tentu semakin jauh dari bangsa lain yang sudah maju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun