Mohon tunggu...
Vajrin Poluan
Vajrin Poluan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Bincang Cincang Karang (Sindiran Manis)

17 Mei 2015   17:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:53 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bincang Cincang Karang “Sindiran Manis”

Aku indah
Aku kuat bila dihantam pasang dan surut
Aku menjadi Rumah
Aku pun menjadi Pelindung

Hidupku di kedalaman
tumbuhku lambat
siklus ku lama
aku berbeda dengan berang berang karena Aku Karang

Aku tak pandai Berenang
Aku tak pandai berlari atau berjalan
bahkan Merayappun aku tak bisa
Aku hanya diam menunggu mereka serang

Apa salahku
Apaa kesalahanku
Apa Dosaku

Oh… Apa dan Mengapa

Kalian melintas di atas Nafas
jatuhkan Ajal
Apa yang ku balas?
aku diam dan hancur berkeping keeping

Setiap kepingan pecahan itu adalah dosa kalian
setiap kepingan itu adalah bentuk Kebiadaban
Air mulai berubah warna
tidak merah, karena Aku tak berdarah

Aku sekarang tak sempurna lagi
tak seindah yang orang-orang lihat sebelumnya
aku cacat !
Aku mati

Namaku bukan Karang
Namaku Alhamrhum Keindahan Laut

Vajrin, 20 Marer 2015
Letang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun