Mohon tunggu...
vania farahnabilah
vania farahnabilah Mohon Tunggu... Freelancer - seorang mahasiswa

Yuk Baca Cerpen

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Stalker

8 Juni 2020   21:35 Diperbarui: 8 Juni 2020   21:36 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bertempat tinggal yang sama dengan orang tua di Jakarta adalah hal yang sangat biasa bagi anak-anak Jakarta. Namun, tidak dengan Hana berumur 23 Tahun, dimana ia hanya tinggal sendirian di apartment barunya dikawasan Jakarata Selatan dengan alasan ia ingin belajar mandiri dan tidak ingin merepotkan kedua orang tuanya. Hana adalah seorang wanita cantik dan mandiri yang sedang memulai karirnya sebagai seorang Akunting di salah satu perusahaan ternama. Hana memiliki sifat yang selalu ingin berpegang teguh dengan dirinya sendiri dimana hal ini terjadi ketika ia berusaha untuk memutuskan dan meyakinkan kedua orang tuanya untuk berpindah tempat tinggal yaitu di suatu apartment yang tidak jauh dengan tempat kerja barunya dan tidak lagi tinggal bersama dengan kedua orang tuanya. Awal mula ibunya tidak mengizinkan keinginan Hana tersebut dikarenakan ia adalah seorang wanita yang harus dijaga karena ia anak perempuan satu-satunya yang dimiliki oleh orang tuanya, dan ibu Hana khawatir takut terjadi apa-apa ketika Hana sudah tidak lagi tinggal bersamanya, namun dengan sifatnya Hana yang demikian, ia bisa meyakinkan kedua orang tuanya teruntuk sang ibu yang akhirnya memperbolehkannya untuk tinggal di apartment pilihannya.

            Pada awal mula Hana bertempat tinggal di Apartment barunya semuanya berjalan dengan normal, ia dapat menjalankan aktivitasnya seperti halnya ia dirumahnya dulu, hal-hal normal ini terjadi sebelum ia memasuki tempat kerja barunya tersebut, dan ketika ia mulai bekerja di perusahaannya semua hal-hal aneh dan ganjil pun mulai terjadi perlahan-lahan. Pada hari pertama Hana mulai bekerja semuanya berjalan dengan lancar, Hana disambut dengan sangat antusias oleh-oleh teman-teman kerjanya, karena ia memiliki wajah yang sangat cantik dan ia juga anak yang extrovert sehingga ia bisa berkomunikasi dengan baik oleh teman-teman barunya dan juga dengan atasannya. Di hari-hari selanjutnya ia bekerja semuanya pun masih berjalan dengan lancar, dan tepat pada saat ia seminggu bekerja di perusahaannya tersebut, ternyata oh ternyata ditempat kerja tersebut ada satu orang lelaki bernama Rafli yang ternyata selama ini selalu memperhatikan Hana dari awal Hana bekerja diperusahaan tersebut. Selama ini orang tersebut ternyata malu untuk menampakkan dirinya didepan Hana, karena ia adalah sesosok yang pemalu dan pendiam serta penakut untuk mengobrol bersama dengan orang baru, bahkan dengan orang-orang lama dikantornya tersebut pun ia jarang mempunyai teman karna sosoknya yang sangat misterius dan jarang untuk mengobrol kecuali memang sangat penting sekali.

            Tepat dalam seminggu Hana bekerja tersebut pun Rafli mulai memberanikan dirinya untuk berkenalan dengan Hana, namun pada saat ia memiliki kesempatan untuk berkenalan dengan Hana, ternyata kesempatan itu hilang, ketika Rafli ingin mendakat kepada Hana, Hana dipanggil oleh atasannya sehingga Rafli tidak jadi untuk berkenalan. Lalu tak terasa hari sudah malam kantor sudah terlihat sangat sepi, Hana pun menyadari bahwa ia sudah sendiri diruangannya tempat ia bekerja dan ia langsung bersiap-siap bergegas untuk pulang ke apartementnya namun saat ia berjalan menyusuri jalan dikantornya ia merasa ada yang mengikutinya, namun pada saat ia menengok kebelakang tidak ada satu orang pun yang ia lihat, lalu ia semakin merinding dan perasaannya mulai sangat tidak enak ia mulai berjalan cepat, dan akhirnya ia berhasil keluar dari kantor, dan langsung menuju ke apartmentnya. Hari selanjutnya pun telah tiba, Hana merasa tidurnya kurang nyenyak dikarenakan kejadian yang semalam ia rasakan dikantornya, badannya terasa sakit-sakit karena efek dari tidur nyenyak tersebut, ia mencoba untuk memijit-mijit dirinya sendiri agar sakit-sakit ditubuhnya hilang, dan tiba-tiba ketika ia sedang memijit-mijit badannya sendiri Handphonenya pun berdering dengan sangat kencang sehingga membuat dirinya kaget, ternyata telfon tersebut adalah telfon dari ibu Hana "Ah astaga kaget kirain apa, ternyata mamah nelfon" ia pun mengangkat telfon tersebut, dan jelas ternyata perasaan seorang ibu benar adanya ia mengkhawatirkan anak perempuan satu-satunya dan menanyakan kabar anaknya tersebut, ia berbicara bahwa perasaannya tidak enak terhadap Hana takut ada suatu hal yang terjadi, namun Hana menyembunyikan kejadian yang ia alami semalam karena menurutnya itu hanya halusinasinya saja dan kejadian yang sangat sepele, sehingga ia mengabari bahwa ia tidak apa-apa, sehat-sehat saja, dan tidak ada kejadian apapun yang menganggunya, dan ibu Hana pun merasa tenang. Setelah selesai berbicara dengan sang ibu melalui telfon, Hana langsung bersiap-siap untuk berangkat bekerja ke kantornya.

Pada saat Hana sampai dan berjalan kearah kantor untuk masuk, ternyata Rafli pun melihat Hana dari belakang saat ia berjalan memasuki kantor, dan Rafli bergegas mengikutinya dari belakang untuk mencoba menyapa Hana, lagi-lagi ia tidak bisa menyapa Hana karena tiba-tiba ada seorang laki-laki lain bernam Andre dari divisi lain yang menyapa Hana duluan, "Hai Hana ya? Yang kerja dibagian akunting kan?" Hana pun meresponnya dengan sangat baik dan mereka pun sama-sama merasa senang saat sedang berbincang. Rafli pun merasa sangat kesal melihat kejadian tersebut dan semakin membuat dirinya bertekad untuk berkenalan dengan Hana. Saat sudah diruangan mereka bekerja Rafli melihat Hana sedang menuju ke pantry tempat kerjanya dan Rafli pun mengikutinya, dengan rasa yang sangat antusias ia pun berhasil menyapa Hana dengan suara yang gugup dan terbata-bata "Ka-kamu Hana ya?" Hana pun melihatnya, namun dengan ekspresi yang kaget dan bingung "iya gue Hana, lo siapa?" ternyata selama ini Hana pun tidak menyadari keberadaan Rafli diruangan tersebut, "A-a-aku Rafli" Hana pun bingung melihat Rafli karena ia tidak pernah melihat Rafli sebelumnya "ohh lo anak baru juga ya kaya gue?" Rafli pun kaget dengan respon Hana "Engga, a-aku karyawan lama" Hana pun semakin bingung "Ohh tapi ko gue gapernah liat lo ya?" dengan hal tersebut pun Hana tidak mau ambil pusing dan langsung berbicara "salam kenal ya Rafli" dan Hana pun langsung pergi meninggalkan Rafli begitu saja di pantry ruangannya. Dengan sikap Hana yang seperti itu Rafli pun merasa semakin kesal karena sikap Hana yang ternyata diluar ekpektasi dari dugaan Rafli, padahal Rafli menganggap bahwa ia terlihat seperti orang yang baik dan bisa menerima perkenalannya dengan Rafli, namun ternyata tidak seperti yang dibayangkannya selama ini dikarenakan dengan sikapnya Hana saat diajak berkenalan.

Saat keluar dari Pantry, Rafli melihat Andre yang sedang berjalan kearah Hana, Rafli hanya bisa memasang muka yang sangat marah seperti muka orang dendam dan juga cemburu. Saat Andre memarani Hana ternyata Andre mengajak Hana untuk pulang bareng, dan Hana bingung bagaimana menerima tawaran dari Andre dikarenakan apartmentnya yang sangat dekat jaraknya dari kantor "Sebenernya apartment gue deket banget dari kantor jadi cuma jalan aja 5 menit, jadi kayanya gausah bareng deh hehe Cuma ngerepoting lo doang nanti yang ada" Andre pun tersenyum "hmm yaudah kalo kita makan malem bareng dulu aja di daerah deket kantor aja lo mau ga? Hehe abis itu langsung gue anterin pulang, gue anter jalan kaki juga gapapa ko hehe", Hana pun merasa senang dengan ajakan Andre tersebut dan Hana setuju. Malam pun tiba, karena tempat Hana dan Andre berbeda lantai, jadi Hana pun harus turun untuk menuju ke Andre. Pada saat Hana keluar dari ruang ia bekerja dan ingin menuju lift, seperti malam sebelumnya Hana merasakan ada seseorang yang mengikutinya, perasaannya sangat tidak enak sekujur dirinya merinding dan ia memaksakan untuk melihat kebelakang, dan lagi-lagi tidak ada orang, akhirnya ia berjalan cepat, namun saat menunggu lift perasaannya semakin tidak enak, ia merasa ada yang melihatinya dari kejauhan berjubah hitam, Hana mulai berkucuran keringat dan ia terus menekan tombol lift kebawah "Aduh ayo dong liftnya kebuka" akhirnya lift pun kebuka dan Hana langsung bergegas masuk, ia pun merasa tenang "kenapa ya setiap pulang gini gue selalu merasa ada yang ngikutin". Hana pun tiba dilantai Andre bekerja, dan ternyata Andre pun mengageti Hana "Dor!!", Hana pun Kaget sekali "aduh Andre ngangetin banget sumpah" Andre pun merasa bersalah "Maaf deh maaf, tapi ko muka lo pucet gitu sih? Kan gue ngagetinnya gitu doang" Hana pun berpikir "Hmm gue cerita ga ya sama kejadian yang gue alamin dari kemaren, ah gausah deh" dan Andre pun bingung apa dia terlalu keterlaluan karena mengageti Hana "Han ko bengong?" dan Hana pun menjawab "Gapapa ko ndre yaudah yu"

Hana dan Andre pun bergegas untuk pergi makan malam ditempat makan yang tidak jauh dari tempat kerjanya, mereka hanya cukup berjalan kaki saja. Setelah mereka berdua sampai, mereka memulai untuk memesan makanan, dan setelah memesan Andre pun berbasa basi dengan Hana agar memiliki topic untuk mengobrol dan diujung obrol Andre pun meminta kontak Hana agar bisa tetap kontakan dengannya. Karena Hana tidak enak untuk menolak akhirnya pun ia memberikan nomernya kepada Andre "Masuk ga telfon gue, di handphone lo?" Hana pun melihat handphonenya "Ada nih hehe", Andre pun tersenyum "yaudah disave ya itu nomer gue, kalo ada apa-apa kabarin gue aja hahaha" Andre melakukan basa basi klasik, sebenarnya agar ia bisa chatan aja sama Hana. Setelah mereka berbasa-basi makanan pun datang dan mereka langsung memakan makanan yang sudah dihidangkan oleh pelayan, sambil makan malam mereka mengobrol-ngobrol hingga makanan mereka habis dan tak terasa karena perbincangan yang sangat asik, hari sudah sangat malam, sehingga Hana menyadarinya "udah malem nih cabut yu", Andre pun setuju dengan ajakan Hana "Yaudah yu gue anter keapartment lo ya" dan mereka pun bergegas jalan. Karena apartment Hana berlawanan arah dari tempat ia dan Andre makan malam, jadi mereka pun harus melewati kantor kembali, dan tak disangka pada saat mereka melewati kantor dengan berjalan kaki ternyata Rafli melihat mereka berjalan bersama, Rafli ternyata baru akan pulang dari kantor dikarenakan ada kerjaan yang harus baru ia selesaikan dan tak disangka ia berpas-pasan dengan kedua orang tersebut namun dari kejauhan. Dengan hati yang kesal akhirnya Rafli pun mengikuti mereka, hingga sampai di depan apartment Hana, Rafli pun melihat Hana yang akan bersay goodbye dengan Andre dan ia melihat Hana masuk ke apartment tersebut "Oh jadi ini tempat tinggal Hana".

Saat Hana sudah masuk Apartment, ternyata Andre menelfon Hana, Andre pun berbicara saat ia jalan pulang dan melihat kearah apartmentnya Hana, ia menjelaskan bahwa ia melihat seorang lelaki yang ia lihat diruangan Hana saat ia mendatanginya siang tadi, ia menjelaskan bahwa lelaki tersebut sedang memandangi apartment yang ditempati oleh Hana. Andre pun menjelaskan bahwa ia sebenarnya tidak mengenal cowo tersebut tapi sesekali ia suka melihatnya di kantor, dan Hana pun bingung siapa lelaki tersebut dan mungkin ia hanya sedang iseng saja memandangi apartmentnya. Andre pun menjelaskan ia hanya ingin memberi tahu Hana saja dan sebenarnya ia ada maksud lain juga agar ia bisa telfonan dengan Hana. Setelah selesai telfonan, Hana pun mulai membershikan dirinya dan bergegas untuk tidur, saat Hana mulai untuk tidur ia ternyata memikirkan tentang hal yang dibilang oleh Andre tadi, "siapa ya orang yang dimaksud oleh Andre" dan pikiran tersebut hanya lewat sepintas saja dan Hana pun mulai tidur. Ketika ia tidur Hana pun mengalami mimpi buruk, ia bermimpi sedang diikuti oleh seorang laki-laki berjumpa Hitam di dalam aprtmentnya dan hampir akan melukainya, Hana pun mulai tergesa-gesa saat sedang tidur dengan mimpinya tersebut, keringat mulai bercucuran, dan ia pun tiba-tiba terbangun dengan keadaan kaget.. dan menarik hingga membuang nafas begitu cepat "Astaga kenapa sih belakangan ini tidur gue bener-bener gaenak banget (sambil menyeka keringat yang ada dikepalanya)" Hana pun mengambil air putih dan ia meminumnya agar ia merasa lebih tenang. Setelah itu ia mulai untuk tidur lagi dan mencoba untuk melupakan mimpi tersebut.

Pagi pun tiba, Hana merasa lebih tenang setelah tidur dari mimpi tersebut, ia mulai bergegas untuk berangkat kerja, saat ia sedang bersiap-siap tiba-tiba ada telfon masuk dari Andre, ia mengajak Hana untuk berangkat bareng, dan Hana menyetujui hal tersebut. Akhirnya Andre datang menjemput Hana dan Hana memasuki mobil Andre. Setelah sampai mereka bergegas masuk, dan lagi-lagi mereka terlihat oleh Rafli namun kali ini, Rafli berjalan melewati mereka dengan hati yang kesal namun ia tutupi saat melewati mereka. Andre pun berbicara kepada Hana bahwa lelaki tersebut yang ia lihat semalam, Hana kaget dengan berpikir "Masa sih? Ngapain dia" dan akhirnya Hana menghiraukan hal tersebut dan ia berpisah dengan Andre, pada saat sampai di meja kerjanya, tiba-tiba Rafli memarani Hana dengan gugup, Rafli mengajak Hana untuk makan siang bareng "Ha-hana kamu mau engga kalo nanti makan siang bareng sama saya?" namun karena Hana khawatir dengan hal yang tadi diomongi Andre ia mencoba untuk menjaga jarak "Hmm sorry banget deh fli gue gabisa banyak kerjaan soalnya" jawab ketus Hana, Rafli sangat merasa kesal sekali karena ia menerima untuk berjalan bersama Andre namun menolak saat diajak olehnya "hmm gi-gitu ya han o-oke deh", Rafli langsung duduk ditempat kerjanya dan ia selalu memandangi Hana dengan muka yang sinis seolah ia sedang merencanakan sesuatu, sesekali Hana menengok ke arah Rafli dan ia menyadari bahwa Rafli melihatnya dengan tatapan tajam dan sinis, perasaan Hana pun menjadi tidak enak "kenapa deh si Rafli ngeliatin gue kaya gitu banget dari tadi". Pada saat jam makan siang Andre memarani Hana ketempat Hana bekerja, ia mengajak Hana untuk makan siang bersama dan Hana sangat menerima ajakan Andre Karena ada yang ingin ia bicarakan, mereka berdua melewati Rafli dan Rafli pun melihat mereka dengan senyuman sinis. Hana mulai merasakan keanehan dari sesosok Rafli dan ia pun bercerita kepada Andre dengan apa yang ia alami tadi dari mulai Rafli mengajaknya makan siang dan melihatinya secara sinis. Andre pun memberikan masukan dengan harus berhati-hati dan ia memberikan informasi kepada Hana bahwa memang banyak rumor yang beredar di tempa kerja bahwa Rafli ada sesosok misterius yang menyeramkan bagi orang kantor, dan Andre memberitahu ke Hana jika terjadi apa-apa segera bergegas untuk menelfonnya.

Malam pun tiba, Hana harus bekerja lembur dikantornya dikarenakan banyaknya pekerjaan yang harus ia selesaikan, Andre menelfon Hana untuk menawarkan pulang bareng, namun Hana menolak untuk Andre pulang duluan saja karena ia harus lembur. Andre pun menuruti apa kata Hana "yaudah lo hati-hati ya nanti pas pulang, inget langsung kabarin gue kalo ada apa-apa ya" Hana pun tersenyum sendiri karena perhatian Andre, walaupun mereka baru berkenalan namun Hana sudah merasakan kenyamanan. Setelah selesai bertelfonan dengan Andre, Hana melanjutkan pekerjaannya, beberapa menit semuanya berjalan lancer, hingga tiba-tiba Hana mendengar suara siulan seseorang dengan senandung lagu yang menyeramkan dari mulai kejauhan. Perasaan Hana pun mulai tidak enak, ia benar-benar sendiri diruangan ia bekerja tidak ada karyawan lain, tiba-tiba ia mendengar siulan itu lagi, dan Hana mencoba menenangkan dirinya, namun tidak bisa karena suara siulan tersebut terus muncul, dan Hana langsung berpikir untuk pulang saja keapartmentnya, ia langsung bersiap-siap untuk pulang. Hana khawatir dikarenakan harus menunggu lift dan ia takut dengan kejadian yang sebelumnya terjadi akan terulang kembali, namun mau tidak mau Hana harus melakukan itu agar bisa pulang. Ia mulai keluar dari ruangan kerjanya dan             betul saja apa yang ia pikirkan, ia mulai merasa ada yang mengikutinya dari belakang dan saat ia menengok kebelakang ada seseorang ternyata yang melihatnya, Hana pun langsung panik dan berjalan cepat namun ia tidak melewati lift melainkan melewati tangga darurat karena ia takut untuk menunggu lift sendiri. pada saat hana turun dengan tangga darurat orang tersebut mengikuti Hana dari belakang sambil bersiul dengan bersenandung, dan Hana semakin panic karena siulan tersebut yang ia dengar saat diruangan kerja tadi. Sambil menyusuri tangga Hana baru ingat kata-kata Andre, ia harus mengabarinya jika terjadi sesuatu kepada dirinya, Hana pun mengeluarkan handphonenya dan mencoba menelfon Andre, dan Andre pun mengangkatnya "Dre dre tolongin gue sekarang, gue dikejar orang, gue ditangga darurat kantor" Hana pun tiba-tiba terjatuh saat menuruni tangga, dan ia tertangkap oleh sesosok orang misterius mengenakan jubah hitam "Mau kemana lo?! (sambil menjabak rambut Hana)" Hana pun merasa sangat takut sampai ia menangis "Tolonggg!!" orang misterius tersebut mengatakan "Teriak aja sepuas lo, gaakan ada yang denger! Hahaha" Hana pun semakin ketakutan sangat takut ia terus mengeluarkan air mata dan terengah-engah "Lo siapa? Dan mau lo apa?" orang berjubah hitam tersebut mengatakan "enak lo gue giniin? Lo orang yang bikin gue sakit hati dengan perilaku lo yang semena-mena ke gue! Lo selalu jutek ke gue, lo nolak ajakan gue tapi lo nerima ajak cowo dari lantai bawah!" sesosok berjubah hitam mulai menghajar Hana dengan tangannya hingga pelipis Hana berdarah dan ia berteriak kembali "Andre tolong gue Andre" sambil menangis, "Oh Andre ya namanya hahaha" lo teriak aja Andre engga akan mendengar teriakan lo, ia menghajar Hana kembali dengan menjedotkan kepala Hana ke tembok, Hana pun sudah merasa lemas, karena ia sudah dihajar dua kali oleh sesosok tersebut. "Malam ini lo akan menyesal karena lo udah  menyepelekan gue!" sesosok itu pun membuka jubahnya dan ia ternyata adalah Rafli, Hana pun langsung sadar "oh jadi jangan-jangan selama ini lo ya yang ngikutin gue kalo malem dikantor?!", Rafli pun langsung menjawa "IYA! (Sambil membentak Hana) kenapa lo takut? Makanya jangan suka memperlakukan orang seenaknya jadi cewe!" Rafli pun menghajar Hana kembali, Hana pun menangis dengan mengatakan "pengecut lo, matiin aja gue!" Rafli pun merasa tertantang dan ia mulai menghajar Hana kembali, tiba-tiba suara Andre pun muncul ditangga darurat dan memanggil Hana "Hana!! Lo dimana?!" Rafli pun membekap mulut Hana agar ia tidak bisa menjawab Andre dan ia mulai menyeret Hana dengan melalui Tangga dengan darah Hana yang sudah bercucur, namun Rafli pun tertangkap oleh Andre "Woi Banci!" Andre menendang Rafli, Rafli pun jatuh terpojok disudut dinding, dan ia melihat Andre menyelmatkan Hana, Rafli tiba-tiba berkata "Gausah ikut campur lo! Anj*ng" ia menendang Andre yang sedang lengah, akhirnya Andre pun membalas tendangan Rafli tersebut dengan pukulan berkali-kali hingga Rafli tak berdaya "segini doang kemampuan lo ha? Beraninya sama cewe" dan tiba-tiba polisi pun tiba "Diam kamu disana", ternyata saat Hana meminta tolong kepada Andre dan ia terjatuh, telfon dari Hana belum mati dan Andre mendengar semua percakapan tersebut dan ia menyadari bahwa Hana sedang membutuhkan bantuan cepat dan ia langsung bergegas menelfon polisi. Rafli pun diamankan oleh polisi dan ia memasang muka dengan penuh dendam karena misinya yang tidak berhasil dan hancur oleh Andre "Lo liat aja Andre gua akan membalas semua perilaki lo hari ini" gumam Rafli dalam hati. Andre pun membawa Hana ketempat aman dan sambil menunggu ambulan datang, "Hana bangun dong, maaf gue telat banget sampe lo udah babak belur gini" Andre menangis sangat menyesal. Hana pun mendengar tangis isakan Andre dengan mata yang sayup terbuka perlahan "Andre.. makasih banget udah nolongin gue" Andre pun semakin menangis dan memeluk Hana "gue akan jagain lo terus han, gue janji" sambil menangis, "Iya ndre makasih banget" (Hana dengan suara yang lemas". Ambulan pun datang Hana mendapatkan pertolongan dari medis hingga ia sehat. Andre pun bersyukur Hana sudah sembuh dan Hana bersyukur memiliki Andre yang selalu menemaninya disaat ia sedang sakit hingga pulih dan sehta kembali. Dengan keadaan ini pun Hana tidak mau mengabari keadaannya yang seperti ini kepada keluarganya Karena takut kekhawatiran dari sang ibu yang selama ini ia rasakan, menjadi beban pikiran untuk ibunya. Jadi ia hanya melewati semuanya ini dengan Andre seorang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun