Nusa Tenggara Timur dikenal dengan potensinya sebagai wisata alam yang belum banyak orang ketahui. Salah satu tempat wisata yang terkenal di daerah NTT khususnya di kabupaten Ende adalah Danau Kelimutu. Danau ini terletak pada puncak Gunung Kelimutu dan terbentuk akibat aktivitas Gunung Kelimutu itu sendiri. Gambar Danau Kelimutu sendiri pernah masuk ke dalam mata uang Indonesia pecahan Rp.5.000 yang dikeluarkan tahun 1992.
Secara geografis, Danau Kelimutu terlekat di dalam kawasan Taman Nasional Kelimutu di kabupaten Ende. Akses berpergian ke Danau Kelimutu juga terbilang cukup mudah dan murah. Sebelum memasuki kawasan Danau Kelimutu kita akan melewati beberapa desa kecil. Salah satu desa terdekat dengan Danau Kelimutu adalah Desa Moni. Jarak dari Ende menuju Moni sekitar 52 KM dan dapat ditempuh dalam waktu 1 jam, sementara jika dari Moni menuju Danau Kelimutu sekitar 2 KM yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit.
Di dalam perjalanan menuju Danau Kelimutu kita akan bisa melihat keindahan alam yang masih sangat terjaga. Akses jalan menuju Danau Kelimutu juga sudah bisa dibilang sangat baik, karena semua jalan sudah diaspal. Untuk memasuki kawasan Danau Kelimutu kalian cukup mengeluarkan uang sebesar Rp.15.000-Rp.20.000 per orang dan untuk turis asing dikenakan biaya sebesar Rp.150.000. Pembayaran dapat melalui debit dan cash.
Danau Kelimutu bisa dibilang danau yang unik. Danau ini berada di dalam kawah Gunung Kelimutu dan memiliki 3 warna air yang berbeda. Perbedaan warna air pada Danau ini diakibatkan oleh aktivitas Gunung Kelimutu itu sendiri. Selain warna air yang berbeda, danau ini juga dapat berubah warna dalam kurun waktu 4 tahun sekali dan jika beruntung, kalian bisa datang kesana saat perubahan warna danau terjadi.
Keunikan lain dari Danau ini adalah unsur magis yang sangat kental yang membuat setiap orang tertarik untuk datang dan melihat Danau ini secara langsung. Danau ini juga sering dijadikan tempat untuk melakukan ritual adat memberi makan nenek moyang atau leluhur oleh masyarakat setempat. Dalam bahasa setempat ritual ini disebut dengan “Pati Ka”. Pati yang berarti memberi dan Ka yang berarti makan yang diambil dari bahasa Lio.
Upacara atau ritual Pati Ka ini berlangsung tiap tahun pada tanggal 14 Agustus. Biasanya pada tanggal ini pengunjung Danau Kelimutu akan melonjak secara drastis karena ketertarikan mereka untuk melihat secara langsung bagaimana upacara adat ini dilakukan.
Ritual ini dilakukan untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada leluhur. “Makanan itu diletakan di atas piring saji. Makanan berupa nasi beras merah dengan lauk hati dan jantung babi beserta dengan minuman air putih dan kopi,” jelas Marianus.
Danau Kelimutu terdiri dari 3 warna berbeda yaitu merah, biru dan putih. Nama yang diberikan untuk danau warna merah adalah “Tiwu Ata Polo” yang diyakini adalah sebagai tempat berkumpulnya arwah yang sering berbuat jahat semasa hidupnya.
Danau biru diberi nama “Tiwu Nuwa Muri Ko’o Fai” yang diyakini sebagai tempat berkumpulnya arwah orang-orang yang meninggal pada usia muda dan yang terakhir danau putih “Tiwu Ata Mbupu” yang diyakini sebagai tempat berkumpulnya arwah para leluhur dan orang yang meninggal pada usia tua.
Fasilitas yang ditawarkan oleh Destinasi wisata ini sebenarnya belum banyak. Akomodasi seperti tempat penginapan yang dimiliki oleh Taman Nasional Kelimutu sendiri belum tersedia, namun untuk penginapan terdekat yang bisa dicari terdapat pada Desa Moni yang merupakan Desa sebelum memasuki daerah Danau kelimutu.
Di desa Moni terdapat banyak sekali penginapan yang disediakan dengan tariff yang bervariasi. Pada penginapan di desa Moni kalian masih bisa menemukan tarif penginapan Rp.150.000 per malamnya.