Semua yang sudah diagendakan Kimaya di Jogja bubar karena Adian mendapat undangan reuni SMA yang diadakan lusa.
"Sorry, aku lupa bener, Kim," jelas Adian karena melihat muka Kimaya yang kesal. Kesal disuruh datang ke reuni oleh cowok itu. "Aku sudah janji jadi pengisi acara. Kamu kan tahu aku populer ... dulu. Sekalian kamu main sama aku, kan?"
"Apakah Nishi, Navina, Shana dan Vanah juga akan datang?" Kimaya menyebutkan keempat sahabat SMAnya dulu. Ketika pindah ke Bali, dia sudah jarang kontak dengan mereka.
"Mereka paling rajin," jawab Adian singkat.
"Rajin?" Kimaya bingung. Setahunya baru sekali ini dia dapat undangan reuni.
"Oh ya, teman SMA yang masih kuliah di Jogja paling sering ketemuan. Terutama kalau ada yang di luar kota datang, mereka langsung bikin acara, paling tidak makan siang atau makan malam bareng. Aku tidak selalu ikut, tapi sering," papar Adian.
"Lalu Nishi, Navina, Shana dan Vanah adalah pencetus acaranya?" Kimaya mengingat-ingat ketrampilan mereka waktu SMA. Seperti sudah ahli menjadi event organizer sejak lama.
"Gantian sih, tapi lebih sering mereka karena paling tahu Jogja dan restoran yang memungkinkan kita ketemuan dengan banyak orang," Adian masih hati-hati menjelaskan acara ini kepada Kimaya. Dia sangat berharap Kimaya ikut, bukan ke reuninya tapi lebih ke menghabiskan waktu lebih sering dengan cewek ini.
"Kamu mau ngapain sebagai pengisi acara?" Kimaya penasaran. Dia sangat buat dengan acara bernama reuni. Lulus SMP tak pernah ada reunian. Mungkin karena masih kecil dan tergantung antar jemput orang tua.