Bulan penuh purnama dalam kelamnya malam
Menusuk kesepian dan jerit hati yang kau anggap pualam
Kau di mana? Daku selalu bertanya
Apakah sinar bulanku sama dengan punyamu? Lagakku berkata
Bulan dan denting gitarmu mengusik sunyi
Tapi kesunyian yang menghimpitku kau ciptakan sendiri
Satu lagi salahmu, pergi tanpa pamit
Diam tanpa jerit
Meninggalkan luka yang pahit
Tahukah kamu? Daku menghitung usiamu
Enam belas tahun lima bulan tiga minggu
Hidupku akan sama dengan umurmu
Tapi itu hanya rencanaku
Semua buyar karena seseorang menertawakan
Daku dipikir menyimpan cinta monyet yang rawan
Tujuh belasku dipestakannya dengan menawan
Dia bilang, tuh kan, kamu hanya memupuk khayalan
Dia sendiri sekarang pergi menjauh
Hanya ada kau di dekat daku bersauh
Tapi kau di mana? Daku bertanya lagi
Kesepian tidak mendekatkan hati
Kesunyian tidak menciptakan hepi
Datanglah ke mimpi
Supaya kita jumpa lagi
+++
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H