Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... Dosen - IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sampai Jumpa

15 Agustus 2022   11:28 Diperbarui: 15 Agustus 2022   11:32 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan penuh purnama dalam kelamnya malam
Menusuk kesepian dan jerit hati yang kau anggap pualam

Kau di mana? Daku selalu bertanya
Apakah sinar bulanku sama dengan punyamu? Lagakku berkata

Bulan dan denting gitarmu mengusik sunyi
Tapi kesunyian yang menghimpitku kau ciptakan sendiri

Satu lagi salahmu, pergi tanpa pamit
Diam tanpa jerit
Meninggalkan luka yang pahit

Tahukah kamu? Daku menghitung usiamu
Enam belas tahun lima bulan tiga minggu
Hidupku akan sama dengan umurmu
Tapi itu hanya rencanaku

Semua buyar karena seseorang menertawakan
Daku dipikir menyimpan cinta monyet yang rawan
Tujuh belasku dipestakannya dengan menawan
Dia bilang, tuh kan, kamu hanya memupuk khayalan

Dia sendiri sekarang pergi menjauh
Hanya ada kau di dekat daku bersauh

Tapi kau di mana? Daku bertanya lagi
Kesepian tidak mendekatkan hati
Kesunyian tidak menciptakan hepi
Datanglah ke mimpi
Supaya kita jumpa lagi

+++

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun