Jadi bila ada tanggapan netijen di luar ekspektasi Iva, yang menyimpang atau merugikan, semuanya bisa diselesaikan dengan gampang. Terutama Iva punya tim kreatif dan teman diskusi untuk itu. Tapi kasus Lea tidak bisa.
Lea jelas bukan pacar Osa. Sudah sangat sering Lea menegaskan itu ke Osa dan Iva sendiri. Namun hubungan mereka istimewa, paling tidak Osa memperlakukan Lea istimewa. Osa berkali-kali bilang pada Iva bahwa kalau sedang bersama Lea dia tidak mau diusik. Ini demi kesehatan mental cowok itu, katanya.Â
Osa paling nyaman bersama Lea, memang.
Tapi saat ini, kebersamaannya dengan Lea yang mengguncang dunia, the universe dan the metaverse. Osa lebih mengkhawatirkan Lea, dampaknya pada cewek itu dan pada hubungan mereka. Dia tidak peduli pada karir dan daya tariknya pada penggemar cewek. Dari dulu dia tidak peduli.
Osa hanya peduli pada Lea. Cewek itu andalannya dan tidak bisa diganggu gugat.
"Iva, netijen mengira Lea cewekku, kan?" tiba-tiba Osa mendapat gagasan yang paling masuk akal dan aman.
"Iya, tentu saja!" jawab Iva dengan keras, energinya kembali karena kesal.
"Ya sudah, biarkan saja," suara Osa sangat tenang.Â
Iva tercenung, ide itu sangat jenius tapi dia tahu dia sangat membenci solusi ini.
+++
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H