Saya terlambat tahu bahwa serial "Emily in Paris" (2021) Season 2 sudah tayang sejak 22 Desember lalu. Yah, karena saya tidak menduga serial ini akan dilanjutkan season 2-nya bahkan kabarnya, nantinya akan ada season 3 untuk finalnya.
Pada "Emily in Paris" (2020) season 1, tanggapan dari kritikus tidak begitu baik. Bahkan kalau dilihat ratingnya dari berbagai sumber, semua menilai hanya rata-rata saja, alias 5.0 dari 10, atau 3 dari 5. Walau, rating sebesar 7,4/10 versi IMDb. Banyak faktor yang membuat nilainya tidak begitu baik.
Serial ini oleh kritikus internasional dianggap hanya bagus di visual (The New Zealand Herald), karakter Emily tidak berkembang sampai akhir (HuffPost) dan cerita klise (Financial Times). Kritikus dari Perancis lebih parah, serial ini sangat stereotip (Premire), dan merepresentasikan Perancis yang buruk (Sens Critique).
Maka saya heran ketika serial ini dilanjutkan.
Mungkin karena respon penonton yang cukup fenomenal? Sekali lagi karena profit yang lumayan. Apalagi serial ini selama 40 hari masuk di Top Ten di Inggris dan hasil dari Nielsen.
Tambahan, season 1-nya mendapat nominasi award. Sekitar sepuluh lebih, tapi hanya berhenti di nominasi saja.
Season 2 Episode 1: Voulez-vous coucher avec moi?
Setelah saya gugel, judul episode ini berarti "Do you want to sleep with me tonight?"
Kembali mengulang cerita tentang gagalnya Emily belajar bahasa Perancis. Kesalahpahaman dalam bahasa membawanya mengalami konflik dengan teman kencannya, Mathieu Cadault.
Bisa diduga, episode ini lebih banyak kisah cinta walau tidak ada romantisnya. Lebih tepatnya konflik percintaan yang cenderung gagal.
Gabriel, chef, yang ingin mempertahankan hubungan barunya dengan Emily, ditolak oleh cewek itu. Karena Emily merasa bersalah pada Camille, temannya sekaligus mantan pacar Gabriel.Â
Camille sendiri kesal pada Gabriel yang batal pindah ke Normandy, malah membuka restoran di Paris tapi tidak bilang-bilang.
