Masa bermain berlangsung seumur hidup, termasuk di usia dewasa. Buktinya banyak permainan seperti video games yang dimainkan oleh orang-orang usia lanjut.Â
Hanya, permainan yang mendidik jauh lebih penting diperlukan oleh anak-anak usia dini. Mereka butuh mainan edukasi untuk perkembangan fisik, mental dan pikiran mereka. Kalau usia dewasa, permainan lebih diperlukan untuk kesehatan fisik dan mental.
Jerome L. Singer (Toys, Play, and Child Development, 1994) menawarkan tiga tahapan permainan. Tahap I untuk usia 0-2 tahun yang berfokus pada peniruan, pelatihan dan penguasaan. Tahap II untuk usia 2-5 tahun berfokus pada permainan simbolik. Tahap II untuk usia 7 tahun lebih sampai usia remaja yang berfokus pada peraturan permainan.
Singer juga menyebutkan keuntungan dari bermain. Ada sebelas poin: mengembangkan ketrampilan motorik, menajamkan panca indera, meningkatkan empati, belajar tentang harmoni dan berbagi, belajar mengurutkan dan mengatur, melatih kesabaran, mengembangkan kosa kata, meningkatkan konsentrasi, melatih fleksibilitas, bermain peran, dan mengembangkan kreativitas dan imajinasi.
Dari kesebelas poin itu kita perlu mempertimbangkan lagi dengan tahapan usia anak di atas, jenis kelamin, sifat anak dan kondisi keluarga dan teman bermain. Yang jelas, di masa pandemi ini kita harus memilih kegiatan permainan yang mentaati protokol kesehatan.
Saya menawarkan beberapa pilihan permainan edukasi berdasarkan kesebelas poin di atas.
1. Mengembangkan ketrampilan motorik:
Permainan ini melibatkan fisik terutama pergerakan tangan, kaki dan seluruh tubuh. Contohnya bisa gerakan umum seperti berjalan, berlari atau melompat. Bisa dicampur dengan ketrampilan koordinasi tangan dan kaki seperti bermain bola, berenang dan bersepeda
2. Menajamkan panca indera:
Penajaman ini bisa melibatkan gerakan motorik, misalnya menangkap bola membutuhkan pengamatan. Permainan menebak benda juga bisa dilakukan dengan menutup mata dan mengandalkan sentuhan, pendengaran, pengecapan dan penciuman.Â
3. Meningkatkan empati:
Anak bisa ditunjukkan gambar-gambar yang harus dia komentari dengan menjawab pertanyaan: Apa yang akan kamu lakukan? gambar tersebut bisa berupa situasi ada anak tidak punya teman bermain, ada orang jatuh, orang tua sibuk membersihkan rumah, ada orang sakit, ada orang difabel dan kesulitan melakukan sesuatu.
4. Belajar tentang harmoni dan berbagi:
Permainan ini bisa dilakukan dengan membantu orang lain atau berbagi pekerjaan. Bisa juga anak diajak membagi makanan atau berbagi mainan dengan saudara atau anggota keluarga lain di rumah.