Berikut ini tujuh tips pengelolaan keuangan secara pribadi, keluarga atau komunitas berdasarkan pengalaman hidup saya.
1. Rajin Menabung
Sedari kecil saya sudah dikenalkan lagu Titiek Puspa yang berjudul "Ayo Menabung" oleh orang tua saya. Saya jadi suka menabung. Apalagi kalau saya ingin sesuatu, ortu saya selalu minta saya berusaha membeli dengan cara menabung lalu nanti ortu yang 'nomboki' kekurangannya. Waktu SD saya berhasil memberi sepeda mini, waktu SMP berhasil membeli mini compo impian.Â
Yang ditabung uang apa? Uang jajan dong. Dulu menabung di tabungan ayam, lalu kaleng tabungan, kemudian mulai SMA saya punya akun bank sendiri. Kecanduan menabung itu semakin terpupuk. Saya selalu PUNYA TARGET angka saldo tabungan bertambah setiap bulannya. Ada rutinitas setiap tanggal tertentu selalu menyambangi bank untuk menyetor, dan keluar dari bank selalu bangga melihat print buku tabungan yang angkanya bertambah, sedikit demi sedikit.
Saat ini saya masih punya target menabung walau sudah berkeluarga. Setelah kebutuhan rutin seperti pembayaran bills dan sekolah serta belanja bulanan tercukupi, saya menargetkan sepertiga sisa pemasukan bulan itu harus ditabung. Setelah menemukan angka sepertiga itu, saya selalu konsisten untuk minimal menabung sebanyak itu setiap bulan. Baru sisanya boleh untuk kebutuhan sekunder. Dengan demikian, setiap bulan saya selalu bisa menabung dengan jumlah tertentu. Kebutuhan sekunder menunggu dan membuat belajar hidup prihatin bila dana masih belum mencukupi dari sisa pemasukan.
Buat daftar belanja rutin dan nonrutin. Kalau ini pertama kali kita lakukan, kita buat buku harian belanja. Nanti akan kelihatan rutin kebutuhan primer berapa, sisa berapa dan target tabungan berapa. Taati keputusan itu.
2. Beli yang Dibutuhkan Bukan yang Diinginkan
Tips ini mungkin sudah sering kita dengar. Dan benar, semakin kita sering mendengar tips ini berarti ini tips yang paling bijak untuk pengelolaan keuangan kita. Agak susah juga mengajarkan kepada anak-anak untuk memutuskan membeli barang yang mereka butuhkan saja.Â
Saat ini, gengsi bisa masuk ke kebutuhan juga. Jadi trik saya adalah, kalau di rumah sudah punya, tidak boleh punya dobel. Atau, kebutuhan sekolah didahulukan, bila ada sisa dana jatah bulan itu baru bisa membeli 'gengsi'. Atau, HIDUP SEDERHANA saja.Â
Gengsi itu sebenarnya bukan pilihan. Tapi susah juga mengajarkan itu dalam waktu singkat. Syarat utama tetap harus ada, target menabung minimal bulan tersebut harus terpenuhi terlebih dahulu. Cek kembali buku harian belanja, di sana akan kelihatan mana yang kita butuhkan atau masuk ke daftar yang kita inginkan saja. Harus jujur menentukan keputusan ini.
3. Beli Barang Mahal harus Punya Nilai Tukar