Di Jogja saat ini baru musim mangga. Harga yang dulu ngaujibilah mahal sekitar Rp 25.000/kg cuma dapat 3, sekarang menjadi Rp 10.000/kg dengan kualitas sama.
Hari ini di kampus kami ketiban duren ... eh mangga muda. Ada salah satu teman yang ortunya panen mangga di desa. Tiga pohon dan mangga harum manis semua, besar-besar juga.
Ketika jeda waktu makan siang tiba, kami membagi tugas. Ada yang bikin sambel lotis. Ada yang mengupas mangga. Ada juga yang sebagai pengawas, supervisi cara mengupas mangga yang baik dan aman. Eh, ada juga yang mendapatkan posisi icip-icip sebelum yang lain makan. Agak tidak perlu sih posisi ini karena tidak berkontribusi apapun.Â
Sambil mengupas, mengiris, menyambel dan mencicipi mangga, kami saling curhat bahwa kami rindu masa kecil. Dulu habis sekolah, kami dengan teman-teman main berkeliling dan kalau ada mangga bergelantungan di pohon tetangga pasti dipetik dan dibuat lotisan. Ada juga acara main ke rumah teman sambil membawa kontribusi buah seperti nanas, ketimun atau pepaya. Bahkan yang punya jambu air juga membawa. Rasa tidak penting asal ada sambal lotis dengan gula jawa yang mumpuni.
Kangen lotisan. Kangen rujakan. Kangen ngobrol tanpa main handphone ... eh akhirnya endingnya ini, bersosialisasi di dunia nyata melalui mangga muda.
Salam lotisan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H