Mohon tunggu...
LKPIndonesia
LKPIndonesia Mohon Tunggu... Human Resources - Peneliti

LKPI

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sang Pencundang

29 Juni 2024   23:34 Diperbarui: 29 Juni 2024   23:34 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

I


Di relung jiwa, terukir luka,
Jejak langkah yang penuh dusta.
Terpaku dalam bayang kelam,
Menyesali mimpi yang sirna.

Sang pecundang, terbelenggu ragu,
Memendam rasa, tak berani maju.
Terjebak dalam lingkaran kelabu,
Tak mampu bangkit dari pilu.

Terbayang indah masa silam,
Mimpi yang tinggi, semangat membara.
Kini sirna ditelan malam,
Tinggal keputus asaan yang menyiksa.

Sang pecundang, terlena dalam nestapa,
Menyalahkan takdir, mencaci diri.
Lupa bahwa masih ada harapan,
Untuk bangkit dan meraih mimpi.

Dengarlah bisikan di lubuk hati,
Yang selalu setia menemani.
Bangkitlah, hai sang pecundang,
Kuatkan tekad, kobarkan semangatmu.


Keluarlah dari zona nyaman,
Hadapi ketakutan, lawan keraguan.
Percayalah pada diri sendiri,
Kau mampu meraih kemenangan.

Jangan biarkan diri terpuruk,
Teruslah melangkah, pantang menyerah.
Buktikan bahwa kau bukan pecundang,
Tapi pemenang yang tangguh dan perkasa.

Bersinarlah terang di masa depan,
Ukirlah kisah inspiratif yang gemilang.
Tunjukkan pada dunia, bahwa kau mampu,
Menjadi yang terbaik, dan bersinar terang.

Jalan Kebenaran, 2024

II

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun