Mohon tunggu...
Nandito Nopember daya
Nandito Nopember daya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Satya terra bhinneka

Bekerja sambil belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Pedagang di Daerah Sunggal dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Sdgs 8

10 Juli 2024   10:12 Diperbarui: 10 Juli 2024   10:15 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pedagang kaki lima. (Foto: Suara.com) 

Sunggal, kecamatan medan sunggal, kota medan, sumatra utara (sabtu/22 juni 2024)  seperti yang kita ketahui dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 8 yang ada oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Daerah sunggal menjadi salah satu wilayah yang membutuhkan perhatian khusus terkait isu yang terjadi saat ini.

Pedagang merupakan kelompok pekerja informal yang signifikan di indonesia, namun mereka sering kali menghadapi berbagai tantangan, seperti Upah yang rendah dan tidak stabil, Kondisi kerja yang tidak aman dan tidak sehat, Kurangnya akses ke jaminan sosial dan kesehatan keterbatasan akses terhadap modal dan pelatihan.

Maka penting untuk mengetahui tantangan apa saja yang dialami oleh pedagang didaerah tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan bagi mereka? Apa saja yang diperlukan para pedagang untuk meningkatkan kesejahteraan bagi mereka? Dengan demikian, diperlukan penelitian ini untuk mendorong dilakukannya  dan pengembangan solusi untuk meningkatkan pekerjaan yang layak bagi pekerja didaerah tersebut.

GOAL 8 - SDGs
GOAL 8 - SDGs

Topik ini membahas tentang upaya untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 8, Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, dengan fokus pada kesejahteraan pedagang di daerah tersebut. Alasan lokasi ini dipilih karena Daerah Sunggal memiliki beragam jenis pedagang, mulai dari pedagang kaki lima hingga pedagang di pasar tradisional dan modern. Hal ini memungkinkan untuk mendapatkan informasi yang komprehensif tentang kondisi dan kebutuhan pedagang dari berbagai sektor.

Metodelogi penelitian yang kami dapat kan dalam mengumpulkan informasi adalah salah satu pedagang bernama "kak maya" yang sudah bekerja selama kurang lebih 7 tahun yang bekerja di toko "kuliner jumbo". Tim peneliti ini terdiri dari moderator, perekam suara, pewawancara, observer, dan perekam video.

Dokumentasi bersama salah satu pedagang
Dokumentasi bersama salah satu pedagang

Berdasarkan hasil pengamatan di daerah tersebut dan penelitian sebelumnya, daerah tersebut sering terjadi tantangan yang dihadapi oleh pedagang seperti pendapatan yang minim, kondisi kerja yang memperhatikan, dan kurangnya keamanan dan perlindungan bagi para pedagang. Dan kami dapat menemukan yang menarik dari penelitian tantangan dalam keberlanjutan para pedagang.

Seperti yang dikatakan salah satu pedagang "kak maya" yaitu "kalau bagi para remaja yah, rasanya upah yang sudah diberi cukup untuk mereka. Kalau yang untuk yang sudah berumah tangga, kurasa kurang mencukupi". dan "pemerintah bisa bantu dengan kasih insentif atau subsidi buat usaha yang peduli sama lingkungan. Kasih edukasi gitu, kayak pelatihan, pelatihan yang bisa buat ngeracik-ngeracik lagi yang lebih baru. Ada rasa-rasa lain gitu kan. Beda lah sama yang di tempat kakak yang sekarang. Baru kita bikin regulasi yang mendukung berkelanjutan dalam bisnis. Dukungan pemerintah penting buat dorong lebih banyak pedagang agar bisa berlatih pelanggan lingkungan"

Hal ini dapat disimpulkan bahwa tantangan yang dialami oleh pedagang tersebut meliputi upah yang rendah dan tidak stabil, kondisi kerja yang tidak aman dan tidak sehat, kurangnya akses terhadap jaminan sosial dan kesehatan, keterbatasan akses terhadap modal dan pelatihan, serta kurangnya kesadaran tentang SDGs 8.

Dan saran yang dapat ditemukan Untuk mengatasi tantangan tersebut dan mendorong pencapaian SDGs 8 bagi para pedagang, diperlukan upaya kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, pengusaha, serikat pekerja, organisasi masyarakat sipil, dan pedagang itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun