Mohon tunggu...
uznaya
uznaya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Surga Untuk Keluargaku

22 Mei 2016   11:46 Diperbarui: 22 Mei 2016   12:28 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Surga. Sebaris kata menggugah sejuta asa. Surga dengan istana-istananya, tanah kasturinya, dipan-dipan yang indah. Bidadari-bidadari bermata jeli, kebahagiaan tiada henti. Kenikmatan tang tak pernah dilihat mata, didengar telinga bahkan tak pernah terlintas dalam benak manusia. Siapa yang tak menginginkannya ?!

Ketahuilah saudaraku, bahwa surga adalah tempat yang Allah Ta’ala sediakan untuk hamba-hambaNya yang bertaqwa, hunian indah kekal abadi untuk mereka yang dikaruniai nikmat oleh Allah Ta’ala dari kalangan para Nabi, shidiiqin, syuhadaa dan orang-orang yang shalil. Dan semoga Allah Ta’ala memasukkan kita kedalam golongan mereka.

Di dunia, keluarga adalah ni’mat yang tak tergantikan. Bagaimana tidak. Semua orang berharap memiliki keturunan dan pendamping hidup yang baik. Sehingga seseorang yang tidak memiliki keturunan merasa ada sesuatu yang kurang dalam hidupnya. Hal itu pula yang dirasakan Nabi yang mulia, Nabi Zakaria. Beliau bersedih hati lantaran hingga menginjak usia tua sang buah hati yang dinanti tak kunjung hadir dalam kehidupan beliau. Tak kurang usaha dan doa beliau kepada Allah Ta’ala.

Maka sudah sepantasnya tatkala seseorang mendapatkan anugerah tersebut dia bersyukur kepada Allah Ta’ala dengan senantiasa menjaga, mendidik dan membekali putra putrinya dengan ilmu agama yang lurus. Demikian pula istri yang shalihah adalah anugerah terindah yang tak dapat tergadaikan dengan apapun. Bersama istri yang shalihah, hati menjadi tenang lagi tentram, tidak was-was akan pendidikan anak-anak sehingga memiliki istri shalihah dikatakan sebagai salah satu faktor menggapai kebahagiaan dalam hidup.

Keluarga adalah amanat.

Ketika seseorang telah dianugerahi Allah Ta’ala pasangan hidup dan buah hati, maka semestinya ia menjaga ni’mat tersebut (keluarga), melindungi dan memagari mereka dari bencana dunia agar tercipta kebahagiaan hakiki. Sungguh tiada bencana yang lebih besar daripada terjatuhnya diri kita atau anggota keluarga ke dalam api neraka. Menjaga diri sendiri dan keluarga merupakan perintak langsung dari Allah Ta’ala kepada setiap kepala keluarga. Allah berfirman dalam QS At Tahriim ayat 6, yang artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Diatasnya ada para malaikat (penjaga) yang kasar lagi bengis, mereka tidak bermaksiat kepada Allah dan senantiasa mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka.”

Dari sinilah timbul pertanyaan, bagaimana caranya agar kita dan keluarga bisa menikmati keabadian indahnya surga ? berikut ini adalah langkah-langkahnya:

  • Seorang pemimpin harus menjadi teladan pertama dalam keluarga. Allah Ta’ala menjaga keimanan anak-anak bahkan menjamin masa depan mereka dengan keshalihan seorang ayah. Maka hendaknya seorang kepala keluarga mempersiapkan dirinya untuk menjadi seorang pendidik dengan mendidik dirinya terlebih dahulu, membekali dirinya dengan ilmu syar’i dan menjadi teladan pertama yang mencotohkan kebaikan dan amal shalil untuk kemudian ditiru oleh anggota keluarga.
  • Mengajarkan ilmu agama kepada anggota keluarga. Hendaknya seorang kepala keluarga tidak melalaikan pembelajaran bagi anggota keluarganya, disela kesibukannya yang padat dan banyaknya kegiatan lain di luar rumah. Hendaknya pembelajarab tersebut diawali dengan: 1) Penanaman nilai-nilai tauhid dan pembekalan aqidah yang shalih, 2) Memperhatikan pembinaan budi pekerti yang luhur dan akhla mulia
  • Jangan ada kemaksiatan di rumah kita. Allah Ta’ala berjanji kepada mereka jikalau mereka menjauhi dosa-dosa besar yang terlarang, niscaya Allah Ta’ala mengampuni dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan mereka dan memasukkan mereka ke tempat yang mulia yaitu surga Allah Ta’ala.
  • Memilih tetangga sebelum memilih rumah. Tidak diragukan lagi, lingkungan sangatt berpengaruh pada perkembangan pertumbuhan anak-anak kita. Maka seyogyanya sebagai seorang kepala keluarga yang menginginkan lingkungan dan komunitas yang baik untuk kebaikan keluarga, hendaknya sebelum memutuskan untuk tinggal disuatu tempat terlebih dahulu melihat kondisi lingkungan dan masyarakatnya.

Semoga bermanfaat.

sumber Umar Al Fanani: Surga Untuk Keluargaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun