Dalam menghadapi masalah-masalah seperti ini, apa harus guru curhat kepada muridnya tentang apa yang dirasakannya, contoh "Ayo nduk, le yang kondusif ya kelasnya, ibu (guru) capek, tadi subuh masak, terus ngurus anak, dan ke sekolah jam 07.00 WIB apa ndak kasihan sama ibu", jika begini maka murid akan diam saja hanya karena kasihan kepada gurunya atas keluhannya dalam cerita tadi, bukan karena paham dan menyimak apa yang disampaikan oleh gurunya. Itu adalah contoh yang salah.
Maka disini guru harus memikirkan kembali apa yang salah atau kurang dari dirinya sehingga para peserta didik tidak bisa memahami mata pelajaran yang disampaikannya.
Jika seorang guru berhasil meberapkan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) serta mampu membangun motifasi belajar siswa, tidak hanya dalam pembelajaran akademik tapi juga pelajaran-pelajaran tentang kehidupan. Maka disutulah guru itu disebut GURU YANG BERMUTU.
Wallahua'lam Bishowab.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H