Ketika setahun yang lalu, kami dapat mempersembahkan setangkai bunga dan surat cinta kepada guru-guru kami tercinta, mencium punggung tangannya dan berterimakasih atas ilmu dan cinta yang telah diberikannya. Hari ini 25 November 2013, Mungkin hanya ucapan trimakasih yg kini dapat kami kirimkan lewat doa-doa kami, atau bahkan status di jejaring sosial kami, dan catatan-catatan kami~ untuk engkau #GuruTerbaikSepanjangMasa ~Murabbi-ku dalam lingkar penuh cinta :) ~Ust. Jamal, Ust. Umar, Pak Wakhid, Pak Sunarso, Pak Muhtadi, Pak Kasban, Pak Sigit, Pak Pawit, Pak Hanif, Pak Arwan, Pak Aan, Pak Bambang, Pak Ta'in, Pak Saiful, Pak Wawan, Pak Catur, Pak Nurkholis, Pak Nasir~ ~Ustzh. Budi, Ustzh. Yuvita, Ustzh. Alfiyah, Ustzh. Lia, Ustzh. Heni N.H, Bu Feri, Bu Juanik, Bu Ocha, Bu Etika, Bu Eka, Bu Ami, Bu Ama, Bu Yenny, Bu Apri, Bu Inayah, Bu Nuri, Bu Fifi~ "SELAMAT HARI GURU" *** Pahit gak pahit memang harusnya, saat ini aku bangun dari mimpi indahku. Segera menyadari bahwa, KAMU UDAH GAK LAGI BERADA DI ZONA NYAMAN, YAN! SAATNYA KAMU BERKONTRIBUSI UNTUK PERADABAN INI! DO YOUR BEST~ Baru pagi ini, aku buka-buka catetan-catetan semasa putih-abuabu. Hemmh~ cengeng banget, emang! Tapi, airmata yang mengalir itu....! AKU RINDU SEMUA ITU :”D Yang selalu kurindukan, dan yang selalu membuatku ingin kembali mengenakan seragam putih-abuabu itu, atau seragam coklat pramuka, atau seragam biru muda dengan jilbab biru tua yang kegedean, yang membuatku dengan bangga berteriak AKU MURID SMAIT IHSANUL FIKRI, disaat semua orang dengan bangga berteriak AKU MURID SEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL, namun lebih berbangga aku, ketika beteriak AKU MURID SEKOLAH BERSTANDAR SURGA, AKU PUNYA GURU_GURU TERBAIK SEPANJANG MASA, AKU PUNYA TEMEN_TEMEN YANG MASIH MAU BERMIMPI UNTUK INDONESIA :”D à mulai mewek GURU_GURU TERBAIK SEPANJANG MASA (lagi), hal itulah yang membuatku SELALU dan SELALU ingin kembali, bertemu sosok yang 80% telah menginspirasi hari-hariku. Sekedar postingan penuh kenangan, tapi well.. dengan penuh cinta ku persembahkan ini untuk guru-guruku tercinta SEMASA PUTIH_ABUABU Siapa yang tidak ingat senyummu ketika peluh itu menyertai kami, dengan sabar kau hibur kami, diiringi senyuman yang selalu dapat menentramkan hati-hati kami “Bertahanlah nak, karna rasa lelahmu di bumi ini, niscaya akan tergantikan dengan nikmatNya di surga yang tiada tara.” Siapa yang tidak ingat takbirmu ketika semangat ini perlahan pudar menyaksikan betapa master nya kawan-kawan di luar sana mempersiapkan pertarungan akhir dengan segala fasilitas yang mereka miliki, dengan sabar kau (lagi-lagi) menyentuh hati-hati kami “nggak usah takut nak, seberapa banyak sainganmu diluar sana, seberapa hebat mereka, hanya tinggal kau percaya pada yang telah di gariskanNya, hanya tinggal kau berusaha dengan niat hanya kepadaNya, karena Allah tau apa yang kita butuhkan, karna rencana Allah itulah yang terbaik untuk umatNya, karna Allah maha segala maha! Teruslah berjuang nak! Kami selalu ada membersamai langkah-langkahmu di jalanNya” Siapa yang tak ingat semua itu? aku selalu ingat ketika sekolahku yang ketika itu masih berusia 2 tahun, dengan semangat kepala sekolahku, dengan semangat guru-guruku, berani Bangkit dan Berlari mengejar sekolah-sekolah yang sudah berlari puluhan tahun lamanya. Siapa yang tak ingat pengorbananmu, ketika sekolahku masih mempunyai proyektor (hanya) 2 biji, yang ketika itu dibutuhkan dalam proses pembelajaran semua kelas yang mungkin ketika itu jumlahnya 11 kelas. Lalu apa yang guru-guru terbaikku lakukan? Beliau, semuanya bahkan ketika bulan itu, memotong gajinya 200 ribu/orang hanya untuk menggenapi kebutuhan kami berupa proyektor untuk masing-masing kelas. Meskipun ketika itu, akhirnya kami hanya mendapat 2-3 proyektor tambahan. Dan bisa dipastikan berapa gaji yang keluar bulan itu, setelah diberikan seper berapanya untuk memenuhi kebutuhan kami, sungguh ketika kami mengetahui betapa besar pengorbanan beliau kepada kami, terharu banget rasanya! Gak bohong! Bayangkan, berapa gaji mereka per bulan, yang gak ada apa-apanya dibanding PNS, jauuh dibawa UMR, tapi mereka masih mau berskontribusi untuk jihad ini. Ya Allah~ satu hal hamba ngerasa beruntung ketemu sama jundullah-jundullahMu yang senantiasa ikhlas dan totalitas hidup karnaMu. Bagaimana tidak? Gaji mereka hanya seper berapanya dari guru-guru PNS itu, banyak diantara mereka yang masih muda, fresh graduate , lulus dengan menyandang gelar cumlaude dari universitas2 terbaik indonesia UNY, UNDIP, dan UNNES -> yang mungkin lebih banyak jalan terbuka lebar untuk mereka yang masih memiliki segudang potensi. Tapi mereka, subhanallah! memilih untuk merapatkan barisan bersama dengan keikhlasan. Atau banyak juga diantara mereka yang telah memiliki anak, atau telah berkeluarga, yang pasti juga lulusan darii universitas2 ternama negri ini, ITS, Unair, UGM, UNS, dan mereka lebih memilih untuk berjuang merapatkan barisan, membangun pondasi kejayaan islam melalui sekolah ini, melalui mimpi-mimpi kami. SUBHANALLAH! Bahkan, suatu kali ketika aku bercerita tentang hebatnya guru-guruku kepada tementemen kuliah disini, aku berkaca-kaca! rasanya, rindu, haru, bercampur menjadi satu. Dan tanpaku duga, temenku itu berkata “sumpah yan! Ada yaa guru-guru hebat kayak gitu, yang gak mikir duit gak mikir gaji. Oke yan, besok kalo gue jadi guru, gue pingin kayak mereka, gue jadi pingin ngajar di SMA lo! Hehe” (semakin terharu) Subhanallah, bahkan sosokmu tidak hanya menginsipirasi murid-muridmu yang begitu dekat mengenalmu, namun orang yang tak pernah mengenalmu pun begitu merasakan betapa sosok-sosok sepertimu itulah yang dibutuhkan untuk mencerdaskan generasi bangsa ini :”D Takbir kepala sekolah yang selalu kurindukan ketika memimpin apel pagi, dengan ribuan petuah-petuahnya yang Demi ALLAH, gak pernah bosen aku cerna per-katanya. Atau jam pelajaran yang layaknya kakak dengan adik-adiknya membagi ilmu, diselingi jutaan kata-kata motivasi yang membuat kami berani bermimpi untuk Indonesia, untuk Islam :”D atau kalam-kalamMu yang dengan sederhana dituturkan murabbi kami ketika melingkar, yang senantiasa mengisi ruh-ruh kami dengan cintaMu.. Begitu sempurnanya mereka mendidik kami baik dari segi jasadiyah pun maknawiyah. Hingga siapa yang menyangka, sekolah yang masih berusia 2 tahun ini, dapat bersaing di posisi ke 6 dan ke 11 di antara puluhan sekolah-sekolah favorit se kabupaten. Subhanallah! layaknya firmanNya yang termaktub dalam QS Muhammad:7 “Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong agama Allah, maka Ia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” itu seperti mimpi, sungguh! Siapa yang tak ingat? Mereka yang tak lelah mengingatkan kami untuk senantiasa terjaga di sepertiga malam, membersamai kami puasa sunnah, menyimak tilawah kami, meski di tengah fenomena kunci jawaban yang beredar di luar sana. Dengan begitu melegakan kau berkata “Kita punya ALLAH, nak! Jangan khawatir, meski hasil yang kita dapatkan nanti tidak menjadi yang terbaik, insyaAllah, kita akan dinilai baik olehNya, selama kau junjung tinggi nilai Kejujuran itu. Semua itu terletak pada ikhtiar, hasil? Kita pasrahkan padaNya dengan bertawakal :D” Bahkan hampir setiap malam hari menjelang ujian nasional kala itu, semua tak terkecuali guru-guru kami baik yang telah berkeluarga, hingga yang masih muda atau bahkan yang memiliki 3 anak balita dan yang kediamannya nun jauh di ujung kota, datang membersamai kami. Bukan menjadi yang terbaik yang mereka harapkan, namun esensi dibalik semua perjuangan ketika kami belajar di bangku putih-abuabu ini. Sebuah harapan besar dalam setiap pengorbanan yang mereka berikan kepada kami anak-anaknya, “semoga kelak nanti, kami dapat menjadi oranng-orang yang bermanfaat bagi bangsa ini, dapat menjadi lentera di tengah gelapnya norma-norma negri ini, menjadi agen perubahan peradaban ini, dan tentunya istiqomah di jalanNya” :”D Dengan Penuh Cinta, ARMADA (Angkatan Remaja Muslim Generasi Dua)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H