Penunggu Pohon beringin
Yanto anak kelahiran desa tulen setelah beranjak dewasa menjadi lebih liar dari sebelumnya, semasa kecil ia hanya mampu menghilang selama 4 hari tampa kabar,perdana menghilangnya anak ingusan didesa kecil sempat membuat perangkat serta warga desa khuatir dan habis akal untuk melanjutkan pencarian selama 3 hari, mendekati hari ke empat tanda-tanda kehadiran yanto si anak ingusan dengan adanya bantuan orang yang disegani, benar itu lebih memberikan jawaban dan memecahkan segala rasa penasaran selama beberapa hari, anak ingusan itu terlalu asik bermain bersama anak penunggu pohon beringin sehingga tak sadar telah berhari-hari meninggalkan rumah, ia menjadi teman yang pantas untuk menemani bermain anak penunggu pohon tersebut karena nakalnya yang tak bisa dipungkiri lagi, sebelumnya siang hari yanto bermain di bawah pohon beringin bersama teman-teman, lebatnya pohon beringin membuat suasana adem sehingga tak terasa matahari mulai tak menampakkan diri, berjalan bersama mereka pun pulang menuju rumah masing-masing, tah apa yang ada di pikiran si anak ingusan itu alas kaki yang tadinya ada sekarang menghilang begitu saja, karena terbiasaa tampa alas kaki sekarang ia harus belajar untuk membiasakan diri tak ingin kehilangan alas kakinya itu ia pun membut keputusan untuk putar arah “oh….iya sandal ku ketinggalan aku harus ke pohon itu lagi ada yang mau tolong temanin aku gak ?...(kamu sendiri aja to aku takut di marah, sahut teman)”.
Tak ada rasa takut yang mendasari si yanto iya pun langsung menghampiri pohon tempat bermain seorang diri, karena tempat bermain jauh dari pemungkiman desa tak seorang pun yang berlalu lalang di sekitar pohon tersebut melainakan teman yang semakin jauh meninggalkan nya, sesampai di pohon bukan langsung untuk memenuhi niat utama mata nya tebata-bata seakan tak percaya dan lupa diri, rasa penasaran yang dalam menghampirinya tak tunggu lama ia pun masuk kedalam alam yang berbeda, perkenalan di mulai satu persatu menghampiri dan menjabat tangan untuk mengenalkan nama kepada yanto, bingung dan merasa tak percaya keramahan dan bersahabatnya rekan baru membuat nya tak ingin melewatkan kesempatan yang berbeda, suasana seakan terang bagaikan di siang hari. tak ingin anaknya kecewa seperti manusia biasa penunggu pohon pun memberikan kesempatan untuk si yanto menemani anaknya.
Satu hari terlewati tampak tak ada rasa lelah yang di raskan si yanto, malah semakin akrab dan bersemangat untuk melakukan permainan-pemainan yang di sajikan anak-anak penunggu pohon, sesekali yanto merasakan kelaparan hidangan istimewa selalu di hidangkan untuk nya sebelum bemain kembali, seperti anak yang lain nya teman baru pun mengimbangi kebiasaan si yanto, saat yanto lapar teman baru nya menemani yanto untuk makan.
Hari kedua siyanto merasakan lelah yang luar biasa sehingga ia tertidur lelap besama teman-teman barunya, tak kunjung bangun dari mimpi indah sesadarnya ia sudah berada ditengah-tengah kerumunan warga didalam pelukan kedua orang tua, badan nya lemas dan terlihat penuh dengan lender hijau bagaikan lumut, sesekali orang tua nya memanggil-manggil namanya namun ia masih dibawah pengaruh alam dunia lain, do’a usai dipanjatkan permohonan pun di sepakati “ sudah !!... boleh di bawa pulang dan segera dimandikan (sahut orang pandai yang telah membantu menemukan yanto)”, segera kerumunan pun berpencar sebagian masih tetap mengikuti hingga sampai di rumah yanto untuk melihat dan ingin mendengar cerita lebih lanjut dari si anak.
Setelah bersih yantok baru sadar sepenuhnya, tak ada hal yang aneh melainkan orang-orang yang ada di sekitarnya yanto lalu bertanya
yanto “ ada pa bu ?...koq ramai sekali”
ibu yanto ; tidak ada apa-apa nak, ini saudara mu ingin menjenguk kamu
yanto ; emang yanto sakit apa bu
ibu yanto ; kamu gak sakit apa-apa mereka semua sempat mengkhuatirkan kamu nak
yanto ; kenapa bu
ibu yanto ; ya sudah kamu makan dulu pasti kamu lapar setelah bangun dari tidur mu
yanto ; yanto gak tidur koq bu yanto habis bermain bersama teman baru yanto tadi
ibu yanto ; ?????????????............................
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H